Kamis, 05 September 2013

ALKITAB

 

Oleh : Arkhimandrit Rm. Daniel Byantoro

ALKITAB adalah Firman Allah yang diilhamkan oleh Allah (II Timotius 3:16), dan merupakan bagian yang amat menentukan dari pewahyuan diri Allah kepada manusia. Karena isi dan berita Alkitab adalah mengenai Sang"Firman Allah" : Yesus Kristus, yaitu Firman Allah yang telah menjadi manusia ( Yohanes 1:14). Bagi Iman Kristen Orthodox Firman Allah adalah "Firman yang Hidup" ( I Yohanes 1:1), bukan buku yang mati, sebagai "hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa" tetapi yang " telah dinyatakan kepada " manusia (I Yohanes 1:2) dalam wujud manusia yang hidup: Yesus Kristus, Putra Maryam. Jadi Firman Allah bukanlah Buku yang diturunkan dari Sorga.

Gereja Orthodox sejak zaman para Rasul menggunakan Kitab Suci Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani: Septuaginta (Ebdomikonta) sebagai kitab resminya, yang diterjemahkan para sarjana Yahudi di Mesir 3 abad sebelum Kristus Yesus lahir ke dunia. Kitab ini menjadi pakem dari orang-orang Yahudi di luar Palestina terutama di Alexandria, Mesir, yang tak dapat lagi bahasa Ibrani. Ciri khas dari terjemahan Septuaginta ini adalah memiliki jumlah buku yang lebih banyak daripada yang bahasa Ibrani yang digunakan di Palestina. Jumlah buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani Septuaginta tetapi yang tak ada dalam pakem Ibrani, yaitu pakem yang sekarang digunakan dalam dunia Protestan dan Yahudi, itu adalah: Dimuatnya Doa Manaseh dalam Kitab II Tawarikh, I Esdras, Tobit, Yudit, I,II,III Makabi, Mazmur 151, Hikmat Salomo/Sulaiman, Hikmat Yesus bin Sirakh, Surat Barukh, Surat Kiriman Nabi Yeremia, serta bentuk lebih panjang dari Kitab Ester, serta bentuk lebih panjang dari Kitab Daniel dimana terdapat kisah Dewa Bel dan Naga, kisah Susana, Doa Tiga Pemuda Kudus. Jadi jumlahnya lebih banyak dari Kitab-Kitab Deuterokanonika yang digunakan dalam Gereja Roma Katolik. Namun Gereja Orthodox menyebut kitab-kitab itu bukan sebagai "Deuterokanonia" ("Kanon Kedua") seperti yang digunakan oleh Gereja Roma Katolik, dan bukan juga "Apokrifa" ("Kitab-Kitab Tersembunyi") seperti yang digunakan dalam kalangan Protestan, namun kitab-kitab itu disebut sebagai "Anaginoskomena" artinya "Kitab-Kitab Yang Layak Dibaca" --herannya, sikap yang sama juga dimiliki Luther dan Calvin atas kitab-kitab ini-- sebab berisi sejarah yang membantu dalam memahami latar-belakang zaman Perjanjian Baru, namun dilarang menggunakan kitab-kitab itu sebagai dasar merumuskan dogma apapun. Dengan demikian ada atau tidak adanya Kitab-Kitab itu dalam Perjanjian Lama tak mempengaruhi dan tak mengubah ajaran ataupun dogma Iman Kristen apapun. KItab Perjanjian Lama terjemahan Septuaginta ini disebut Kanon Panjang (yang sebagiannya digunakan umat Roma Katolik) dan Kitab Perjanjian Lama Ibrani itu disebut Kanon Pendek (yang digunakan umat Protestan dan Umat Yahudi masakini). Gereja Orthodox menerima kedua kanon itu, pendek atau panjang.


Alkitab terdiri dari dua bagian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terdiri dari 1) Kitab Taurat Nabi Musa,2)Kitab Sejarah Bani Israel, sejak wafat Nabi Musa sampai jaman Raja Daud dan Sulaiman/Salomo, sampai pembuangan bangsa Israel ke Asyur dan Babel serta kembalinya bangsa Israel ke tanah leluhur mereka sampai jaman perjuangan kaum Makabi, 3) Sastra Hikmat diahataraya Zabur/Mazmur dari Raja Daud serta tulisan-tuisan Raja Sulaiaman/Salomo, dan 4) Kitab Nabi-Nabi kemudian: Yesaya, Yeremia, dan lai-lainnya.

Perjanjian Lama berisi tentang pernyataan Sang Firman itu sebelum penyataan diriNya sebagai manusia, yaitu sebagai yang menjadi sarana Allah menciptakan dunia (Kejadian 1:1,3,6,9,11,14,20,24,26, Ibrani 1:2, Yohanes 1:1-3), sebagai Sang Firman yang menyatakan diriNya dalam wujud sosok yang disebut "Malak Yahweh" (Malaikat TUHAN) namun yang menyatakan diriNya sebagai Allah (Kejadian 16:7-11, 13-14, Keluaran 3:2,4,6, dll), sebagai yang dinubuatkan akan datang sebagai manusia , sebagai yang disimbolkan dalam upacara-upacara Ibadahnya, serta sebagai sosok yang dilambangkan dalam pelaku-pelaku sejarahnya misalnya:Musa (sebagai pemberi hukum dan Nabi terbesar dalam Perjanjian Lama, dimana ketika Firman Allah itu menjadi manusia Ia menjadi Nabi --Matius 21:11-- yag seperti Musa --Ulangan 18:15-18, Kisah Rasul 3:21-24 ), Yosua (lambang Dia yang membawa keluar umatnya dari penjajahan Firaun dan Mesir, yaitu Iblis ,Dosa dan Maut, ke tanah Kanaan, yaitu Sorga), Daud ( sebagai lambang Raja Mesias), Harun ( sebagai Imam Agung yang berada di hadirat Allah), dll. Dengan demikian seluruh Perjanjian Lama itu berisi berita tentang Sang Firman Allah sebelum PenjelmaanNya sebagai manusia. Karena itulah Perjanjian Lama adalah Firman Allah, karena isinya adalah mengenai "Firman Allah" yang secara kekal berada bersama Bapa itu.

Perjanjian Baru terdiri dari 1) Injil-Injil, 2) Sejarah Gereja Perdana, 3) 14 Surat-surat Kiriman Rasul Paulus, 4) 7 Surat Umum/Katolik yang ditulis oleh Rasul Yohanes, Rasul Petrus, Yakobus dan Yudas, 5) Kitab Apokalypse(mengenai akhir jaman). Dengam demikian Perjanjian Baru mencatat, oleh ilham Roh Kudus, Berita Gembira tentang kelahiran dan hidup yaitu Pribadi, Ajaran, Mukijzat, serta Kesengsaraan yaitu: Penyaliban, Penguburan, Kematian, Kebangkitan dan Kenaikan ke sorga dari Yesus Sang Kristus serta makna dari Karya-Karya Yesus itu bagi keselamatan manusia dalam bentuk keempat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Juga Perjanjian Baru berisi tulisan-tulisan para Rasul Kristus yang menjelaskan makna dari karya-karya Sang Kristus itu bagi manusia, terutama mereka yang percaya; baik dalam ke 14 Surat-Surat Kiriman Rasul Paulus, maupun dalam ke 7 surat yang disebut Surat-Surat Katolik ( Surat-Surat Umum) yang ditulis oleh Rasul Yohanes (3 pucuk surat), Rasul Petrus (2 pucuk surat), Rasul Yakobus ( 1 pucuk surat) dan Yudas (1 pucuk surat). Perjanjian Baru juga mengandung kisah dari sejarah Gereja perdana dan khususnya menjelaskan doktrin Rasuliah Gereja dalam kitab Kisah Rasul. Perjanjian Baru juga memuat Kitab yang menjelaskan tentang nubuat-nubuat akhir jaman dalam Kitabnya yang terakhir: Kitab Wahyu.

Meskipun tulisan-tulisan ini dibaca langsung dalam Gereja-Gereja sejak saat tulisan-tulisan itu muncul pertama kali, namun daftar yang paling dini dari semua kitab-kitab Perjanjian Baru tepat seperti yang kita ketahui sekarang, baru ditemukan pada Kanon (Ketetapan) no 33 dari suatu Konsili Lokal yang diadakan di Kartago pada tahun 318, dan dalam suatu fragmen dari Surat Mengenai Perayaan dari Bapa Suci Athanasius dari Alexandria pada tahun 367. Kedua sumber itu mendaftar semua kitab dari Perjanjian Baru seperti yang kita miliki sekarang tanpa perkecualian. Dengan demikian Kitab Suci kita tak pernah diubah-ubah dan tetap asli sejak jaman purba. Suatu Konsili lokal yang mungkin sekali diadakan di Roma pada tahun 382, menuliskan suatu daftar lengkap dari kitab-kitab kanonik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Dengan demikian Alkitab seluruhnya adalah Firman Allah karena isi beritanya adalah mengenai Sang Firman Allah itu, serta penulisannya diilhamkan oleh Roh Allah sendiri. Jadi tujuan membaca Alkitab adalah untuk bertemu dan mengenal "Sang Firman Allah" yang hidup: Yesus Kritus itu, sehingga kita dapat mendapatkan hidup kekal olehNya (Yohanes 20:30-31). Alkitab itu adalah merupakan jantung dari Ibadah dan puja-bakti Iman Kristen Orthodox.

 

 

Pandangan Gereja Pada Kitab-Kitab


By: Daniel Fs, S.Psi

01. Anagignoskomena/Anaginoskomena (Kitab yang layak baca)
Jika mengacu pada pandangan Gereja Orthodox Timur maka bagian Kitab Suci Septuaginta (LXX) yang tidak terdapat pada naskah Masoretik (Ibrani),  otoritasnya adalah sekunder jika dibandingkan dengan kitab-kitab yang terdapat pada Protokanon, sehingga bagian Anagignoskomena tidak digunakan untuk membentuk ajaran (doktrin) dalam Gereja. (lihat juga Protokanon dan Deuterokanonika)

02. Antilegomena (Kitab yang bersifat kontroversial)
Kitab-kitab yang keasliannya masih diperdebatkan.

03. Apokrifa (Kitab yang tersembunyi)
Kitab-kitab yang berada diluar Kanon Kitab Suci yang memiliki sifat berguna bagi Gereja namun bukan diinspirasikan secara Ilahi. Seringkali overlap dengan istilah Antilegomena dan Pseudopigrafia (terutama pada Protestan) padahal hakekatnya tidak selalu demikian.

04. Deuterokanonika (Kanon kedua)
Jika mengacu pada pandangan Katolik Roma maka merupakan bagian Kitab Suci Vulgata yang tidak terdapat pada naskah Masoretik (Ibrani), otoritasnya setara dengan kitab-kitab yang terdapat pada Protokanon, sehingga Deuterokanonika dapat digunakan untuk membentuk ajaran (doktrin) dalam Katolik Roma. (lihat juga Protokanon dan Anaginoskomena)

05. Homologoumena (Kitab yang selaras/sejenis)
Kitab-kitab yang diterima oleh Gereja Semesta, termasuk Kanon Kitab Suci sendiri dan tulisan-tulisan lainnya (Didakhe, karya Bapa Gereja, dsb).

06. Kanon Kitab Suci (Standar Kitab Suci, Bedakan dengan Hukum Kanon Gereja)
Bagian Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diterima oleh Gereja Semesta.

07. Notha (Tiruan)
Kitab-kitab yang ditolak oleh Gereja Semesta, pada umumnya bersifat Pseudopigrafia juga.

08. Protokanon (Kanon kuno)
Kanon Kitab Suci Perjanjian Lama yang ditulis hanya dalam bahasa Ibrani, umumnya mengacu pada Tanakh (Torah/Taurat, Nevi'im/Kitab Para Nabi, K(h)etuvim/Tulisan-Tulisan lain).

09. Pseudopigrafia (Karangan palsu)
Kitab-kitab yang digolongkan palsu dan sifatnya berbahaya dalam hal iman dan ajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar