Kamis, 05 September 2013

Maria dan Para Orang Kudus

Maria dan Para Janasuci (Orang Kudus)

Bagaimanakah pandangan Gereja Orthodox mengenai Bunda Maria dan Janasuci (Santo/Santa)? Apakah Gereja Orthodox menyembah Bunda Maria?
Jawab:
Perlu ditegaskan bahwa terdapat perbedaan antara kata “penghormatan” (dulia) dan “penyembahan” (latria). Penyembahan (latria) hanya boleh dilakukan kepada Allah saja, sedangkan Penghormatan (dulia) ini dapat dan boleh dilakukan kepada subyek lain, misalnya: orangtua, raja/presiden, guru dan sebagainya.

Beberapa contoh penghormatan (dulia) dalam Kitab Suci adalah sebagai berikut:

Kej 23:12
12. Lalu sujudlah Abraham di depan penduduk negeri itu.



2Sam 9:8
8. Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

2Raj 2:15
15. Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa." Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.

Mat 18:29
29. Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.

Meskipun dalam gerakan sujud, tentunya Abraham tidak sedang menyembah (latria) bani Het (Kej 23:12), juga Mefiboset tidak sedang menyembah (latria) Raja Daud (2Sam 9:8), dan para rombongan nabi tidak sedang menyembah (latria) nabi Elisa (2Raj 2:15), mereka sedang bersujud dalam rangka penghormatan (dulia), dan hal ini dibenarkan dalam perumpamaan yang diberikan oleh Yesus Kristus dalam Mat 18:29 bahwa memang ada bentuk sujud dalam bentuk penghormatan (dulia). Kesimpulan yang dapat ditarik dari hal-hal ini adalah bahwa penghormatan (dulia) dan penyembahan (latria) adalah dua hal yang berbeda, kendati mungkin bentuk fisik yang dilakukan bisa jadi sama, yaitu dengan bersujud.

Dalam Gereja Orthodox, Bunda Maria dan Janasuci mendapatkan penghormatan (dulia) dan bukan penyembahan (latria). Dalam perjalanan Sejarah Gereja, Gereja Orthodox telah mengutuk dan menganggap bidat mereka yang melakukan penyembahan (latria) kepada Bunda Maria (15. Collyridianisme/Maryamiyaa).

Apakah yang Gereja Orthodox percayai tentang Bunda Maria?
Jawab:
Berdasarkan Tradisi Rasuli (2Tes 2:15) yang telah dipegang teguh oleh Gereja Orthodox, maka Gereja Orthodox percaya bahwa:

a) Bunda Maria sebagai Theotokos (Bunda dari Allah), artinya Bunda Maria sebagai yang memberikan kelahiran daging kepada Allah (Sang Sabda) sesuai dengan Luk 1:43. Demikianlah daging manusiawi Yesus Kristus berasal dari daging manusiawi Bunda Maria (Kej 3:15; Luk 1:42). Sayangnya, sekalipun memiliki dasar Alkitabiah yang tegas dan kuat namun sebutan Bunda dari Allah ini ternyata ditolak dalam Gereja Protestan dan digantikan dengan sebutan yang hanya berdasarkan pemikiran manusiawi yang tidak Alkitabiah.

Luk 1:43
43. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

b) Bunda Maria sebagai Aeiparthenos (Selalu Perawan), bahwa Bunda Maria hanya memiliki 1 Anak Tunggal, yaitu Yesus Kristus, dimana kelahiranNya tidak menyebabkan Bunda Maria kehilangan keperawanannya, dengan demikian Bunda Maria selalu perawan, baik sebelum, saat, dan sesudah melahirkanNya.

c) Bunda Maria sebagai Akhrantos (Tanpa Noda) sejak dinaungi oleh Roh Kudus (Luk 1:35) untuk mempersiapkan kelahiran Kristus (Immaculata Post-Natum). Namun Gereja Orthodox menolak Immaculata Conceptio/Konsepsi Maria Immaculata (Bunda Maria Tanpa Noda Dosa Asal sejak dari kandungan orangtuanya) yang dikemukakan oleh Gereja Katolik Roma.

d) Bunda Maria sebagai Platytera Toon Ouranon (Lebih Luas dari Sorga) karena Bunda Maria telah memuat kepenuhan Allah yang bahkan tak dapat dimuat oleh Sorga didalam rahimnya.

1Raj 8:27
27. Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.

e) Bunda Maria sebagai Ratu Para Malaikat/Ratu Sorga, karena ia menduduki kemuliaan tertinggi setelah Yesus Kristus didalam Sorga. Tradisi Rasuli menegaskan bahwa hampir sepanjang hidupnya, Bunda Maria dirawat oleh Rasul Yohanes di kota Efesus sebagaimana mandat yang diberikan oleh Yesus Kristus (Yoh 19:26-27), namun menjelang hari kematiannya, Bunda Maria meminta diri untuk kembali ke Yerusalem, dimana hatinya terpaut pada tempat yang penuh kenangan kasih dengan Puteranya, Yesus Kristus. Tak lama kemudian Bunda Maria wafat di Yerusalem dengan dikelilingi oleh para rasul, kecuali Rasul Thomas yang saat itu berada di India (sampai sekarang Gereja India yang didirikan Rasul Thomas masih ada), demikianlah ketika tiga hari setelah pemakaman Bunda Maria maka tibalah Rasul Thomas, iapun hendak melihat mayat Bunda Maria untuk yang terakhir kalinya, namun ternyata kubur Bunda Maria kosong sebagaimana halnya kubur kosong Yesus Kristus yang dibangkitkan sebagai Adam yang kedua maka Bunda Maria telah dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan (mengalami Theosis) dan diangkat ke Sorga sebagai Hawa yang kedua. Oleh kasihnya kepada Allah yang sekaligus Puteranya itu (jika kedudukan di Sorga berdasarkan kasih manusia kepada Allah, maka adakah yang lebih tinggi selain kasih seorang ibu yang saleh kepada Allah yang sekaligus Puteranya?) maka Bunda Maria diangkat Allah sebagai Proto-Theosis (satu-satunya manusia biasa pertama yang mengalami Theosis sampai saat ini) sehingga menduduki kedudukan tertinggi di Sorga setelah Yesus Kristus.

Bukankah Alkitab berkata bahwa Yesus Kristus memiliki saudara-saudara kandung, misalnya dalam Mat 1:24-25, Mrk 6:3, dan Gal 1:19?
Jawab:
Mari kita bahas satu persatu,

Mat 1:24-25
24. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
25. tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

a) Yang dipermasalahkan adalah kata “sampai”, beberapa pandangan Protestan menyatakan bahwa dengan adanya kata “sampai” maka setelah Bunda Maria melahirkan Yesus Kristus maka tentu Yusuf bersetubuh dengan Bunda Maria. Js.Yohanes Khrisostomos menyatakan bahwa:

Penulis Injil Matius menggunakan kata “sampai” bukan untuk menyatakan bahwa setelah Bunda Maria melahirkan Yesus Kristus maka Yusuf bersetubuh dengannya, melainkan untuk menekankan bahwa kehamilan Bunda Maria bukan disebabkan oleh persetubuhan manusiawi. Namun demikian mengapa ditambahkan kata “sampai”? Karena hal itu adalah biasa untuk memberikan tambahan batasan waktu yang demikian dalam Kitab Suci, namun hal kata “sampai” itu memiliki makna tidak hanya sebelum kelahiran, namun saat kelahiran, dan juga sesudahnya.
[Js.Yohanes Khrisostomos.Pada Injil Matius.V5]

Hal ini adalah suatu kebenaran, bahwa setiap kata “sampai” yang digunakan dalam Kitab Suci belum tentu memiliki batasan waktu tertentu, misalnya:

Mat 28:20
20. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Dalam ayat Mat 28:20 tentunya tak bermakna bahwa Yesus Kristus hanya akan menyertai kita sampai akhir zaman dan sesudahnya tidak akan lagi menyertai kita. Dalam kehidupan sekarangpun kita seringkali mendapati frase yang demikian, misalnya seorang guru yang berkata kepada murid-muridnya dalam suatu kelas: “Saya akan pergi sebentar, tolong jangan ramai sampai saya kembali!”, dalam kalimat itu kata “sampai” bukan berarti bahwa setelah guru itu kembali maka murid-murid diperbolehkan untuk ramai. Demikian juga Penulis Injil Matius menggunakan kata “sampai” untuk memaknai hal yang berlangsung terus menerus.

b) Meninjau Mat 1:24 dalam bahasa aslinya adalah sebagai berikut:

Mat 1:24
24. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
24. ἐγερθεὶς δὲ ὁ Ἰωσὴφ ἀπὸ τοῦ ὕπνου ἐποίησεν ὡς προσέταξεν αὐτῷ ὁἄγγελος κυρίου καὶ παρέλαβεν τὴν γυναῖκα αὐτοῦ.

Kata yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai “mengambil Maria sebagai isterinya” adalah “παρέλαβεν” (parelaben) yang ternyata memiliki banyak arti, Gereja Orthodox memahami arti kata tersebut sesuai dengan Tradisi Rasuli bahwa Yusuf meneruskan mengambil tanggung jawab perlindungan kepada Bunda Maria yang mengandung secara ajaib.
[Eastern Orthodox Bible.New Testament.hal.656]

Ayat selanjutnya adalah Mrk 6:3 dan Gal 1:19,

Mrk 6:3
3. Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
3. οὐκ οὗτος ἐστιν ὁ τέκτων ὁ υἱὸς τῆς Μαρίας καὶ ἀδελφὸς Ἰακώβου καὶ Ἰωσῆ τος καὶ Ἰούδα καὶ Σίμωνος καὶ οὐκ εἰσὶν αἱἀδελφαὶ αὐτοῦ ὧδε πρὸς ἡμᾶςκαὶ ἐσκανδαλίζοντο ἐν αὐτῷ.

Gal 1:19
19. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.
19. ἕτερον δὲ τῶν ἀποστόλων οὐκ εἶδον εἰ μὴ Ἰάκωβον τὸν ἀδελφὸν τοῦκυρίου.

Kata “saudara” yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut adalah (adelphos) yang belum tentu adalah “saudara kandung”, kata “adelphos” dapat berarti luas, mulai dari saudara kandung, saudara sepupu, saudara rohani bahkan sampai saudara secara umum.

A. Perihal Penggunaan Adelphos Bagi Saudara Kandung

Yoh 1:40
40. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
40. Ἦν Ἀνδρέας ὁ ἀδελφὸς Σίμωνος Πέτρου εἷς ἐκ τῶν δύο τῶν ἀκουσάντωνπαρὰ  Ἰωάννου καὶ ἀκολουθησάντων αὐτῷ.

Tradisi Rasuli menyatakan bahwa Andreas adalah saudara kandung Simon Petrus.

B. Perihal Penggunaan Adelphos Bagi Saudara Rohani

Flm 1:1
1. Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami
1. Παῦλος δέσμιος Χριστοῦ Ἰησοῦ καὶ Τιμόθεος ὁ ἀδελφὸς Φιλήμονι τῷἀγαπητῷ καὶ συνεργῷ ἡμῶν.

Tentunya melalui penggunaan kata “saudara” disini bukan berarti bahwa Timotius adalah saudara kandung/sepupu dari Rasul Paulus, melainkan “saudara secara rohani”.

C. Perihal Penggunaan Adelphos Bagi Saudara Secara Umum

Kis 22:12-13
12. Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ.
13. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia.
13. ἐλθὼν πρὸς ἐμὲ καὶ ἐπιστὰς εἶπεν μοι Σαοὺλ ἀδελφέ ἀνάβλεψον καγὼ αὐτῇτῇ ὥρᾳ ἀνέβλεψα εἰς αὐτόν.

Apalagi dalam ayat ini, Ananias jelas tidak memiliki hubungan saudara kandung/sepupu, bahkan saat itu bukan sebagai saudara rohani, hubungan Ananias dengan Saulus (nama Rasul Paulus sebelum bertobat) hanyalah hubungan manusia secara umum.

Demikian juga kata Adelphos yang digunakan dalam Mrk 3:31, Mrk 6:3 dan Gal 1:19 tidak harus mutlak dimengerti sebagai saudara kandung, Tradisi Rasuli menyatakan bahwa Adelphos yang digunakan pada ayat-ayat tersebut mengacu pada “saudara sepupu” dari Yesus Kristus.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Sulung (yang lahir pertama), jika kita paksakan bahwa Rasul Yakobus (Uskup Yerusalem) didalam Gal 1:19 dan Mrk 6:3 adalah saudara kandung Yesus Kristus maka tentunya umur Rasul Yakobus haruslah lebih muda dari Yesus Kristus, hal ini akan bertentangan dengan kenyataan yang ada, bahwa menurut catatan sejarahwan Eusebius dan Epiphanius Rasul Yakobus wafat secara martir pada tahun 66 AD dalam usia 92 tahun, dengan demikian pada waktu zaman Yesus Kristus memulai pelayananNya pada umur 30 tahun (+30 AD) Rasul Yakobus sudah berumur 56 tahun (lebih tua dari Yesus Kristus).

Tanda-tanda bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tunggal Bunda Maria dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut ini:

Yoh 19:26-27
26. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!"
27. Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Jika Yesus Kristus memiliki saudara-saudara kandung lainnya maka tidak perlu untuk menitipkan Bunda Maria kepada Rasul Yohanes, karena secara langsung pasti ada adik-adikNya yang akan merawat ibu mereka. Namun peristiwa ini terjadi memang karena Bunda Maria tidak memiliki anak-anak lain, selain Yesus Kristus seorang.

Ayat yang lain adalah nubuat yang jauh-jauh hari diletakkan oleh Allah dalam mulut nabiNya,

Za 12:10
10. "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akanmemandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.

Nubuat diatas adalah mengenai kesengsaraan Yesus Kristus diatas kayu salib, dan juga derita ratapan Bunda Maria terhadap Anak Tunggalnya. Memang Yesus Kristus disebut sebagai Anak Tunggal Allah, namun dalam konteks ayat Za 12:10 ini dikatakan bahwa yang meratapi dan menyebutNya sebagai Anak Tunggal adalah justru dari pihak manusia, sehingga nubuat ini mencerminkan bahwa Yesus Kristus memang dinubuatkan sebagai satu-satunya Anak bagi Bunda Maria.

Demikian juga pengakuan para Bapa Gereja Protestan mula-mula, semuanya secara benar meletakkan Bunda Maria sebagai Yang Selalu Perawan.

a) Martin Luther

Kristus... adalah satu-satunya Anak dari Maria, dan Perawan Maria tidak mempunyai anak lain selain Dia.... Aku merasa setuju dengan pernyataan bahwa "saudara" berarti "sepupu" disini, karena tulisan suci dan orang Yahudi selalu memanggil sepupu dengan saudara.
[Pelikan, ibid., v.22:214-15 / Sermons on John, chaps. 1-4 (1539)]

Kebohongan baru dituduhkan kepadaku. Aku dituduh mengkhotbahkan dan menulis bahwa Maria, Bunda Allah, tidak perawan baik sebelum kelahiran maupun sesudah kelahiran Kristus...
[Pelikan, ibid.,v.45:199 / That Jesus Christ was Born a Jew (1523)]

b) John Calvin

Helvidius mempertunjukkan ketidaktahuan berlebihan dalam menyimpulkan bahwa Maria harus mempunyai putra-putra lain, hanya karena saudara Kristus kadang-kadang disebutkan.
[Harmony of Matthew, Mark & Luke, sec. 39 (Geneva, 1562), vol. 2 / From Calvin's Commentaries, tr. William Pringle, Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1949, p.215; on Matthew 13:55]

Tidak ada orang yang secara keras kepala meneruskan argumen [bahwa Maria tidak perawan setelah melahirkan Kristus], kecuali kalau dia senang akan pertikaian
[Pringle, ibid., vol. I, p. 107]

c) Huldreich Zwingli

Aku percaya dengan seluruh hatiku sesuai dengan kata-kata di Injil suci bahwa sang perawan murni melahirkan bagi kita Anak Allah dan dia (Maria) tetap, saat kelahiran dan sesudahnya, perawan yang murni dan tak ternodai, untuk selama-lamanya.
[Thurian, ibid., p.76 / same sermon]

d) John Wesley

Aku percaya... Dia [Yesus Kristus] dilahirkan dari Sang Perawan terberkati yang baik setelah kelahiran Yesus tetap murni dan perawan tak ternodai.
["Letter to a Roman Catholic," quoted in A. C. Coulter, John Wesley, New York: Oxford University Press, 1964, 495]

Bukankah menurut Yer 7:18 hal yang menyangkut Ratu Sorga itu menyakiti hati Allah?
Jawab:

Yer 7:18
18. Anak-anak memungut kayu bakar, bapa-bapa menyalakan api dan perempuan-perempuan meremas adonan untuk membuat penganan persembahan bagi ratu sorga, dan orang mempersembahkan korban curahan kepada allah lain dengan maksud menyakiti hati-Ku.

a) Kita harus melihat konteks gelar Ratu Sorga didalam Yer 7:18 yang diperuntukkan bagi dewi perang dan cinta, yaitu Astarte (Fenisia)/Isytar (Asyur)/Asytarot [Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Hal.310], dengan demikian memang yang dimaksud adalah adanya sesembahan lain yang disembah (latria) selain Allah (perhatikan adanya kata “kepada allah lain”). Sedangkan dalam Gereja Orthodox, Bunda Maria meskipun memiliki gelar yang kebetulan sama, yaitu sebagai Ratu Sorga, namun tidak memiliki kedudukan untuk disembah (latria) ataupun menjadi suatu Allah yang lain.
b) Adanya kemiripan suatu gelar tidak lantas membuat subyek yang dikenakan gelar adalah individu yang sama. Misalnya, Kristen dengan pasti mengenal bahwa gelar Raja Sorga dikenakan pada Yesus Kristus yang kita sembah, namun dalam agama lain gelar Raja Sorga juga diberikan bagi salah satu dewa mereka, dengan demikian penyembahan kepada dewa mereka yang sekalipun bergelar Raja Sorga jelas juga tidak memungkinkan.

Apakah dasar Gereja Orthodox berdoa kepada Bunda Maria dan Janasuci? Apakah dasar Gereja Orthodox berdoa bagi umat yang telah wafat (Requiem)?
Jawab:
Perlu dibedakan antara berdoa “kepada” dan berdoa “bersama”, umat Gereja Orthodox berdoa bersama Bunda Maria dan Janasuci kepada Allah (selain secara pribadi berdoa kepada Allah langsung), hal ini merupakan bantuan doa syafaat yang dilakukan oleh Bunda Maria dan Janasuci kepada Allah. Jadi, konteks meminta syafaat kepada Bunda Maria dan Janasuci itu sama halnya dengan ketika seseorang meminta sahabatnya untuk bersyafaat bagi dirinya.

Kitab Suci menyatakan bahwa umat didalam Gereja Kristus harus saling mendoakan.

Yak 5:16
16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Gereja Orthodox memandang bahwa umat Kristen di Sorga merupakan bagian dari Gereja Kristus juga sebagaimana umat Kristen di bumi, hal ini karena bumi dan Sorga telah dipersatukan oleh pengorbanan Yesus Kristus yang telah mengenapkan rencana Allah.

Ef 1:9-10
9. Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
10. sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Ibr 12:22-23
22. Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup,Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah,
23. dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,

Perhatikan dalam Ibr 12:22 dikatakan frase “kamu sudah datang” (bukan "kamu akan datang") berarti hal itu sudah berlaku sejak zaman para rasul, diterangkan lebih lanjut persekutuan dalam Kristus melalui ayat 23 yaitu suatu kesatuan dalam Yerusalem Sorgawi (Gereja), kumpulan para malaikat, jemaat yang namanya terdaftar di Sorga (berarti mereka yang masih di bumi), Allah, dan roh-roh (disebut roh, berarti konteksnya sudah wafat secara fisik) orang benar.

Mendoakan orang yang sudah wafat merupakan lanjutan dari Tradisi Yizkor Yahudi, dimana hal ini sudah tercatat dalam Perjanjian Lama,

Yer 34:4-5
4. Namun demikian, dengarlah firman TUHAN, hai Zedekia, raja Yehuda, beginilah firman TUHAN mengenai engkau: engkau tidak akan mati oleh pedang!
5. Engkau akan mati dengan damai. Dan sebagaimana dinyalakan api untuk menghormati bapa-bapa leluhurmu, raja-raja dahulu, yang hidup sebelum engkau, demikianlah orang akan menyalakan api untuk menghormati engkau, dan akan meratapi engkau dengan berkata: Aduhai, tuan! Sungguh, Akulah yang mengucapkan firman ini, demikianlah firman TUHAN."

2Mak 12:44
44. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.

Oleh karena Gereja Orthodox menerapkan untuk mempraktekkan kesatuan Gereja Kristus di bumi dan di Sorga, maka meminta doa syafaat kepada Bunda Maria dan Janasuci serta mendoakan umat yang telah wafat merupakan suatu kebenaran Allah, apalagi hal ini ditopang dengan kuat oleh Tradisi Rasuli.

Apakah Gereja Orthodox percaya dengan adanya Purgatorium dan Indulgensi sebagaimana Gereja Katolik Roma? Apakah manfaat Gereja Orthodox berdoa bagi umat yang telah wafat?
Jawab:
Gereja Orthodox menolak ajaran Purgatorium dan Indulgensi yang digunakan dalam Gereja Katolik Roma. Manfaat Gereja Orthodox berdoa bagi umat yang telah wafat adalah untuk mengenang kehidupan mereka dan menyampaikan rasa kasih umat kepada mereka yang telah wafat, karena dalam Gereja Orthodox kasih Kristus yang terjalin antar umat tidak dapat dibatasi hanya oleh maut.

Rm 8:38-39
38. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
39. atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 
http://iconstudio.jordanville.org/images/Holy%20Martyrs/All-Saints-of-Russia.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar