Kamis, 05 September 2013

Penghormatan Terhadap Sang Dara Maria

 


Oleh : Rm. Yohanes Bambang Wicaksono, MTS.

1). Banyak di kalangan Kristen itu tidak menghormat –puji pada diri Sang Dara Maria maupun sama sekali tidak meminta doa syafaatnya. Bahkan banyak diantara mereka itu mempersamakan Sang Dara Maria itu dengan kulit telur yang kehilangan nilainya setelah anak ayam itu menetas. Sikap yang berlebihan dengan tidak menghormat –puji terhadap Sang Dara Maria ini, barangkali merupakan reaksi akan pemujaan yang berkelebihan yang diberikan oleh Gereja Roma katolik padanya. Dengan demikian banyak dari orang percaya sama sekali tidak merayakan pesta apapun yang terkait dengan Sang Dara Maria.
2). Beberapa dari mereka menyebut Sang Dara Maria itu sebagai “Saudari”.
3). Disamping itu mereka juga mengatakan bahwa setelah Sang Dara itu melahirkan Tuhan Yesus Kristus, telah melanjutkan pernikahan dengan Yusuf dan telah melahirkan anak-anak yang kita ketahui sebagai “saudara-saudara Yesus atau saudara-saudara Tuhan”.
4). Banyak diantara orang Kristen yang menolak beberapa gelar yang Gereja kita berikan pada Sang Dara Maria.
5). Salah satu segi yang menyatakan tidak menghormat –puji akan Sang Dara Maria adalah, dalam terjemahan mereka akan Kitab Suci, mereka telah mengubah gelar yang diberikan oleh Malaikat dari kata “Penuh rahmat” diganti dengan kata “yang sangat disukai”
6). Mereka seringkali memberi gelar pada Sang Dara Maria itu dengan sebutan “Ibu Yesus” sebagai ganti “Ibu Allah atau Theotokos”

Menghormat-Puji Pada Sang Dara Maria
Cukup bagi kita untuk menyebut kata-kata Sang Dara yang dicatat dalm Kitab Suci : “ Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” atau “For behold, henceforth all generation will call me blessed” ( Luk 1:48). Ungkapan “segala keturunan” itu berarti bahwa menghormat-puji Sang Dara adalah suatu dogma yang bersifat universal yang dimulai pada kelahiran Tuhan Yesus Kristus dan akan berlanjut sampai pada zaman akhir.

Beberapa hormat –puji tentang Sang Dara Maria itu dicatat dalam Kitab Suci. Suatu contoh Elizabeth yang kira-kira seumuran dengan Bunda Maria itu berkata padanya : “Siapakah Aku ini sampai Ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ? Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan” ( Luk 1:43-44).

Apa yang mengherankan bagi kita disini adalah bahwa ketika Elizabeth mendengar salamnya, ia mengatakan : “..Elizabethpun penuh dengan Roh Kudus” ( Luk 1:41). Hanya semata-mata mendengar suara dari Sang Dara Maria, itu telah mengakibatkan Elizabeth dipenuhi dengan Sang Roh Kudus. Bukan hanya Sang Dara itu telah menerima hormat puji dari manusia, namun juga dia telah menerimanya dari para malaikat. Ini jelas terlihat dari salam malaikat Gabriel padanya. Ia berkata : “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” ( Luk 1:28). Ungkapan “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan” itu telah diulangi oleh Elizabeth dalam salamnya kepada Sang Dara maria ( Luk 1:42). Didalam menyapa Sang Dara Maria, Malaikat agung Gabriel telah menggunakan cara yang agung dan mulia dalam berbicara, lebih daripada apa yang telah digunakan untuk Zakaria Sang Imam ( Luk 1:13)

Ada banyak nubuatan dalam Kitab Suci yang menunjuk pada Sang Dara Maria, diantaranya adalah : “Diantara mereka yang disayangi putri-putri raja, di sebelah kananmu berdiri “permaisuri”…” ( Maz 45:10). Ilham ilahi juga berkata tentang dia :”Keindahan belaka putri raja itu di dalam,..” ( Maz 45:14). Karena itu Sang Dara itu sebenarnya adalah permaisuri dan putri raja. Itulah mengapa Gereja Koptik , didalam semua ikon Bunda Maria, menggambarkan dia seperti permaisuri yang termahkotai dan menempatkan dia di sebelah kanan Tuhan Yesus Kristus, kemuliaan bagi Dia.

Gereja dalam kidung-kidungnya, memuji Sang Dara katanya : “banyak wanita telah berbuat baik, tetapi engkau melebihi mereka semua” ( Amsal 31:29).

Sang Dara Maria adalah keinginan semua generasi. Dia adalah seorang keturunan yang mampu untuk meremukan kepala si Ular, dengan demikian ia memenuhi janji Allah pertama untuk menyelamatkan manusia (Kej 3:15).

Karena dia adalah Ibu dari Tuhan Yesus Kristus, maka semua gelar yang terdapat dalam diri Tuhan Yesus Kristus itu dapat dikaitkan dengan ke-Ibuannya. Dalam Injil Yohanes dikatakan bahwa Tuhan Yesus itu adalah terang yang sesungguhnya ( Yoh 1:9). Ia berkata tentang DiriNya sendiri : “Aku adalah terang dunia” ( Yoh 8:12), karena itu Sang Dara ibuNya itu disebut sebaga”Ibu terang atau Ibu dari Sang Terang sesungguhnya/sejati”. Mengingat Kristus adalah satu-satuNya yang kudus , maka ibuNyapun disebut sebagai Ibu dari satu-satuNya yang kudus pula
Mengingat Kristus adalah Sang Juruselamat, sebagaimana hal tersebut telah dikatakan pada gembala : “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud”( Luk 2:11). Karena namaNya adalah Yesus yaitu “Juruselamat”, karena Ia akan menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka” , karena itu Sang Dara maria itu dikatakan sebagai “Ibu dari Sang Juruselamat”

Kalau Sang Dara Maria itu adalah Ibu dari Kristus, maka tak dapat dipertanyakan lagi, ia adalah ibu rohani dari segenap orang percaya. Hal ini cukup jelas bahwa saat Tuhan Yesus Kristus berada diatas Salib, Ia telah berkata pada Js. Yohanes yang terkasih tentang Sang Bunda “Lihatlah ibumu” (Yoh 19:27). Kalau Sang Dara itu adalah ibu bagi Js. Yohanes yang telah menyapa kita, dan berkata : “anak-anakku ” (I Yoh 2:1), atas dasar inilah Bunda Maria itu adalah ibu dari kita semua. Sebagai akibat gelar “saudari kita” itu tidaklah dapat diterima dan tidak pantas dikenakan untuk dia, sebab hal ini tidak dapat diterima dan tak logika untuk memandang Ibu dari Kristus itu sebagai saudari dari anak-anakNya yang percaya di dalam namaNya.

Siapapun yang menghormat-puji Sang Dara itu, sama artinya menghormat puji pada Kristus itu sendiri. Kalau untuk menghormati ibu seseorang itu adalah suatu perintah pertama dengan suatu janji ( Ef 6:2, Kel 20:12, Ul 5:16), tidakah kita seharusnya menghormat –puji pada Sang Dara Bunda kita, Ibu dari Tuhan Yesus Kristus, dan Ibu Para rasul ? Sang Dara adalah pribadi yang kepadanya Sang malaikat berkata : “Sang Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” ( Luk 1:35). Dia adalah seorang yang dipuji oleh Elizabeth yang berkata : “Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana” ( Luk 1:45)

Ungkapan “Terberkatilah engkau diantara para wanita”, yang dikatakan oleh malaikat Gabriel dan oleh Elizabeth, berarti bahwa kalau Sang Dara itu dibandingkan dengan semua wanita didunia ini, dia akan jadi seorang yang terberkati karena tidak seorangpun dari para wanita yang didunia ini telah menerima kemuliaan yang ia telah terima melalui Inkarnasi Illahi. Tidak disangsikan lagi Allah telah memilih Sang Dara kita dari antara para wanita, karena tidak ada wanita lain yang pernah memiliki mutu-mutu keperawanan. Ini menunjukkan pemilihan dia dan dalam posisi yang terangkat. Itulah mengapa nabi Yesaya telah menyebut dia sebagai “suatu awan” dalam nubuatannya tentang “mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir” ( Yes 19:1).

Dengan melihat pada tinggalnya Allah didalam Sang Dara Kota Allah atau Sion, sebagaimana yang dikatakan dalam kitab Mazmur :”Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah” ( Maz 87:2-3).

Mengingat Tuhan Yesus telah mengatakan bahwa Ia itu menyerupai “manna” karena Dia adalah roti yang hidup yang telah turun dari sorga (Yoh 6:58) karena itu, Gereja menyebut Sang Dara itu sebagai tempat manna.

Mengenai Keperawanan Js. Maria, Gereja menyebut dia sebagai tongkat Harun yang telah bersemi ( Bil 17).
Pertama-tama Tabut kesaksian ( Kel 25:10-22 adalah suatu tipe yang mirip bagi Sang Dara Maria, Tabut yang terlapisi dengan emas pada bagian dalam dan luar, itu menyimbolkan kemurnian dan pengangkatannya. Kedua Tabut itu telah terbuat dari kayu Akasia yang tidak rusak, itu menyimbolkan kesuciannya. Ketiga karena Tabut itu berisi manna, yang menyimbolkan Kristus yang adalah Roti Hidup yang turun dari Sorga, dan terakhir Tabut itu berisikan dua lembar hukum yang menyimbulkan Kristus itu adalah Firman Allah yang menjelma ( Yoh 1:1,14).

Tangga yang menjulur dari bumi menuju Sorga yang Yakub telah lihat dalam mimpinya itu, adalah suatu tipe yang mirip bagi Bunda Maria yaitu sebagai jembatan antara Bumi dan Sorga terkait dengan Inkarnasi Sang Sabda, dia (Maria) itu ada di Bumi di dalamnya sorga telah tinggal dan sementara dia berada di bumi dia telah melahirkan sorga dalam dirinya (Kej 28:12)

Semak terbakar yang tidak terbakar yang Js. Musa lihat itu ( Kel 3) adalah tipe yang mirip bagi Sang Dara Maria, atasnya telah Turun Sang Roh Kudus dengan api IlahiNya dan Ia tidak terbakar.

Mengingat pemanunggalan dari yang Ilahi dan Manusiawi dalam Diri Yesus Kristus itu menyerupai kesatuan akan arang dan api, Karena itu Js. Maria Sang Dara itu telah melahirkan dalam dirinya kesatuan tersebut persis seperti pedupaan. Dia disebut Pedupaan Harun atau Pedupaan emas yang menunjuk pada pemuliaannya.

Gereja juga memberi Sang Dara gelar “Merpati yang baik” dengan alasan :
1. Dalam kelemah-lembutannya dia menyerupai Sang Merpati
2. Sang Roh kudus, yang telah menampakkan dalam bentuk seekor merpati (Mat 3:16), turun atasNya
3. Dia telah membawa berita keselamatan manusia, menyerupai Sang Merpati yang telah membawa berita kembali pada kehidupan ke bumi setelah Banjir bandang/air bah ( Kej 8:10-11).
Sang Dara itu juga disamakan dengan Gereja dan banyak lagi nubuatan yang seraca serentak menunjuk pada Sang Dara dan Gereja. Simbol –simbol dan kemiripan-kemiripan tentang Bunda Maria dan ritual-ritual Gereja, kidung-kidung dan nyanyi-nyanyian, dalam doa-doa Gereja memohon syafaatnya, di dalam merayakan dia di banyak pesta peringatan dan salah satu pesta sucinya adalah dalam namanya.

DUA PERTANYAAN TENTANG GELAR DARI SANG DARA

1). Mengapa kita menyebut Sang Dara itu “Sang Anggur” dalam doa jam ketiga, yang mengatakan : “ya Ibu Allah, engkau adalah anggur yang benar yang melahirkan buah kehidupan”. Saat Sang Anggur itu adalah Tuhan Yesus Kristus yang mengatakan dengan jelas dan lugas tentang DiriNya sendiri : “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya…Akulah Pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” ( Yoh 15:1,5) ?

2). Mengapa kita menyapa Sang Dara, pada jam tiga doa tengah malam, mengatakan : “Ya pintu gerbang kehidupan”, Saat Pintu Gerbang itu adalah Kristus yang jelas mengatakan: ” Akulah Pintu domba” atau “I am the door of the sheep” (Yoh 10:7).

1). Sang Dara adalah Sang Anggur Yang Benar
Memberi gelar “anggur yang benar” kepada Sang Dara itu tidaklah sama sekali kontradiksi atau bertentangan dengan gelar dari Tuhan Yesus Kristus sebagai “ Anggur yang benar”. Tuhan Yesus adalah Sang Anggur itu dalam satu sisi dan Sang Dara sebagai Sang Anggur itu disisi yang lain.
Tuhan Yesus adalah Sang Anggur dan kita adalah ranting-ranting, Dia adalah asal dan kita semua ini berasal dari Dia, Ia adalah Kepala dan kita semua adalah anggota tubuhNya.
Tentang Sang Dara, sesuai dengan Kidung-kidung Gereja, dia adalah Pribadi yang telah melahirkan buah kehidupan – Sang Putra Allah. Dia adalah Sang anggur yang tidak mengalami penuaan atau dituai oleh siapapun. Disini kita akan mencatat suatu point penting.

Tuhan Yesus Kristus mengaruniakan kepada kita beberapa dari gelarNya

1) Tuhan mengatakan : “Akulah Gembala yang baik” ( Yoh 10:11,14). Gelar ini diberikan pada Allah oleh Daud dalam Mazmurnya saat ia berkata :”Tuhan adalah Gembalaku” ( Maz 23:1), dan juga telah diberikan pada Dia dalam Kitab Yehezkiel (Yehez 34:11-16).

Namun Tuhan menunjuk beberapa dari anak-anak GembalaanNya. Sementara Ia terfokus untuk membuat Segenap Gereja itu “Satu Jemaat dan Satu Gembala” ( Yoh 1:16), Ia berkata pada Js. Petrus Sang rasul: “gembalakan domba-dombaKu” ( Yoh 21:15,16). Di dalam Kitab Perjanjian lama Tuhan mengatakan :”Dan Aku adalam memberi padamu gembala-gembala sesuai dengan hatiKu” ( Yer 3:15). Gelar “gembala” itu telah menjadi gelar yang dikait-tujukan pada para pengganti lanjut Para rasul yaitu Para Bishop yang akan menggembalakan Gereja Allah yang Dia telah nbeli dengan daraNya sendiri” ( Kis 20:28). Js. Petrus mengatakan : “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah..” (1 Pet 5:2)

2). Tuhan Yesus Kristus menyebut diriNya sendiri “Terang” saat Dia berkata :
“Akulah terang dunia” ( Yoh 8:12, 9:5). Namun Dia berkata pada para muridNya : “Kamu adalah terang dunia” ( Mat 5:14) dan “hendaknya terangmu bercahaya didepan semua orang” ( Mat 5:16)
Tidak ada keraguan lagi bahwa Tuhan adalah terang yang mutlak dalam penuh pengertian sebagai Sang Firman yang keluar dari Terang ( Allah). Sedangkan para muridNya adalah terang karena mereka mendapat terang mereka itu dari Dia dan dengan terangNya mereka menyinarkan didepan semua orang. Di dalam cara yang sama, Dia adalah Sang Gembala dalam arti kata yang penuh, namun mereka adalah para gembala karena mereka adalah pengurus Allah yang ditunjuk oleh Dia untuk menggembalakan umatNya.

3).Hal ini dikatakan Tuhan Yesus Kristus bahwa Dia adalah Sang Bishop:”..tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu” ( 1 Pet 2:25). Namun Para Murid Para rasul itu ditahbis sebagai Para bishop itu ditahbis oleh Sang Roh Kudus ( Yoh 20:20-23, Kis 20:28, 1 Tes 3:2, Fil 1:1, Tit 1:7).

4). Hal ini dikatakan Tuhan Yesus Kristus bahwa Dia adalah “Imam selamanya menurut peraturan Melkisedek” (Maz 110:4, Ibr 5:6). Namun ada sejumlah ayat di dalam Kitab Suci tentang Imam agung, Imam kepala dan imam-imam yang kepadanya Allah telah memberikan suatu keimaman yang kekal disepanjang generasi mereka ( Kel 40:15)
Di dalam Perjanjian Lama hal ini tertulis : “Hendaklah para imammu itu dipakaii dengan kebenaran” (Maz 132:9,16), “Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinya dia untuk menguduskannya” ( Imamat 8:12) dan “haruslah engkau membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, sebagai perhiasan kemuliaan” ( Kel 28:2). Di dalam Perjanjian baru, tercatat bahwa Js. Paulus menyebut dirinya sendiri sebagai seorang Imam ( Rom 15:16)

Tuhan Yesus Kristus adalah Sang Imam dalam artian bahwa Dia telah mempersembahkan Dirinya suatu persembahan atas kepentingan kita. Namun Imam-Imam dari ras manusia itu adalah para pelayan dan para pengurus misteri-misteri Allah. Mereka mempersembahkan persembahan Tuhan Yesus Kristus dan Dalam Perjanjian Lama mereka telah mempersembahkan apa yang telah mensimbolkan persembahan Kristus.

5). Hal ini ditulis bahwa Kristus adalah Sang Putra Allah ( 1 Yoh 4:14,15) dan bahwa kita juga adalah anak-anak Allah ( 1 Yoh 3:1). Kristus adalah Putra Allah dalam artian bahwa Dia adalah seesensi dengan Allah, sifat keberadaan dan KeillahianNya. Tetapi kita adalah anak-anak melalui kasih dan pengangkatan. Itulah mengapa Tuhan Yesus Kristus itu disebut sebagai Satu-Satunya Anak Tunggal Allah ( Yoh 3:16).

Demikian juga Gelar Pokok Anggur

Tuhan Yesus Kristus itu adalah Pokok Anggur. Seluruh Gereja itu disebut sebagai kebun anggur dan Tuhan telah menyanyikan suatu nyanyian kebun anggur tentang Gereja di dalam kitab Yesaya ( Yes 5:3-4) Dalamnya Dia mengatakan : “Adillah antara Aku dan kebun anggurKu itu. Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggurKu itu, yang belum Kuperbuat kepadanya ?” Dan Ilham Illahi juga mengatakan : “Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel” ( Yes 5:7).
Arti yang sama menujuk pada perumpamaan tentang kebun anggur dan para penyewa, yang Tuhan telah katakana pada Injil Matius 21:33-34. Dalam Perumpamaan ini, Kebun anggur itu adalah Gereja, para penyewa adalah para imam, dan Tuhan adalah sang pemiliknya.

Dalam menyebut Gereja sebagai sebagai anggur, kita dapat melihat dari apa yang diungkapkan dalam Kitab Mazmur : “..kembalilah kiranya , pandanglah dari langit, dan lihatlah! Indahkanlah pohon anggur ini, batang yang ditanam oleh tangan kananmu..”( Maz 80:15-16).

Apakah kita mencuri kemuliaan Allah kalau kita menyebut Gereja itu sebagai anggur saat Kristus sendiri telah melimpahkan padanya gelar itu ? Apakah kita mencuri kemuliaan Allah kalau kita menyebut umat itu sebagai kebun anggur, saat pengajaran Kitab Suci memerintahkan kita untuk melakukan yang demikian itu ? Atau ini hanya suatu serangan melawan Gereja darinya Kitab Suci menegaskan : “Bernyanyilah tentang kebun anggur yang elok! Aku, TUHAN, penjaganya; setiap saat Aku menyiraminya..” (Yes 27:2-3).

Apalagi gelar Sang Anggur itu diberikan pada seorang Bunda yang terberkati, sebagaimana yang Kitab Mazmur katakan : “Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu” (Maz 128:3).

SANG DARA ADALAH GERBANG KEHIDUPAN DAN GERBANG KESELAMATAN

Didalam Kitab Suci Sang Dara Maria itu disebut sebagai “Gerbang”. Hal ini tertulis dalam Kitab Yehezkiel bahwa dia adalah suatu gerbang yang menghadap timur, dan Tuhan Allah telah masuk melaluinya dan telah keluar dalam cara yang sama ( Yehez 44:2).

Seperti halnya Tuhan itu adalah kehidupan, maka Sang Dara itu adalah gerbang kehidupan. Tuhan menyatakan bahwa Ia adalah kehidupan saat Ia mengatakan : “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh 11:25). Mengingat Sang Dara itu adalah Sang Gerbang yang melaluinya Kristus telah datang, karena itu Bunda Maria adalah Sang Gerbang kehidupan.

Di dalam cara yang sama, Sang Dara Maria itu adalah Sang Gerbang Keselamatan, karena ini terkait erat bahwa bayi yang dilahirkan yaitu Yesus Kristus itu adalah Sang Juruselamat, bahwa Dia telah datang untuk menyelamatkan dunia, untuk menyelamatkan yang telah hilang ( Luk 19:10).

Karena itu tidaklah mengherankan jika kita menyebut Sang Dara Maria itu sebagai “Sang Gerbang” karena Gereja telah memnyebut sebagai “Sang Gerbang” itu lama sekali. Bapa kita Yakub telah mengatakan tentang tempat kudus yang ia telah sucikan sebagai suatu Gereja dan telah dinamai “Bethel” yaitu “rumah Allah” : “Alangkah dahsyatnya tempat ini, ini pintu gerbang sorga” (Kej 28:17).

APAKAH BENAR UNTUK BERDOA PADA SANG DARA MARIA ?

Kita sama sekali tidak berdoa pada Sang Dara maria, namun kita menyapa dia saat kita berdoa dan memohon dia untuk berdoa bagi kita. Bukan hanya kita menyapa Sang Dara Maria, namun juga menyapa pada para malaikat, alam, umat, dan diri kita sendiri bahkan Iblis sekalipun. Ini didasarkan pada teks yang tertulis dari Ilham Ilahi dan hal ini tidaklah dianggap sebagai doa. Mengapa kita tidak terutama menyapa kepada Sang Dara Maria?

1). Kita menyapa para malaikat saat kita berdoa dan mengatakan : “Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikatNya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firmanNya dengan mendengarkan suara firmanNya. Pujilah TUHAN, hai segala tentaraNya, hai pejabat-pejabatNya yang melakukan kehendakNya” ( Maz 103:20-21)dan “Pujilah TUHAN di sorga, pujilah DIA di tempat tinggi! Pujilah Dia hai segala malaikatNya, pujilah Dia, hai segala tentaraNya” ( Maz 148:1-2).

2). Kita menyapa alam semesta dalam doa kita, dan mengatakan :”Pujilah Dia , hai matahari dan bulan, Pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang diatas langit! Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia member perintah, maka semuanya tercipta.Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan member ketetapan yang tidak dapat dilanggar. Pujilah TUHAN di bumi, hai ular-ular naga dan segenap jagad raya, hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan firmanNya, hai gunung-gunung dan segala bukit, pohon buah-buahan dan segala pohon aras..” ( Maz 148:3-9).

3). Kita menyapa Kota kudus Allah dan memohon dia untuk memuji Tuhan, katanya : “Megahkanlah TUHAN, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu dan memberkati anak-anakmu diantaramu” ( Maz 147:12-13). Dalam Mazmur yang lain juga dikatakan : “Hal-hal mulia dikatakan tentang engkau ya kota Allah” ( Maz 87:3).

4). Kita menyapa orang-orang dalam doa kita, dan mengatakan : “ Hai segala bangsa, betepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai” ( Maz 47:1), “Pergilah, pandanglah pekerjaan TUHAN, yang mengadakan pemusnahan di bumi” ( Maz 46:9), “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan” ( Maz 146:3) Dan “Pujilah TUHAN, hai segala buatanNya, di segala tempat kekuasaanNya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku” ( Maz 103:22). Dalam Mazmur yang lain juga dikatakan : “Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama TUHAN” ( Maz 113:1), dan kita juga mengatakan : “Berilah kepada TUHAN kemuliaan namaNya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan” ( Maz 29:2).

5). Juga Sang Penyembah menyapa dirinya sendiri dan mengatakan :”Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat, Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali” ( Maz 103:1-5). Dalam Mazmur yang lain Sang Penyembah juga mengatakan : “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku ? Berharaplah kepada Allah..” ( Maz 42:6). Dalam doa jam dua belas , Sang penyembah menyapa dirinya sendiri : “Bertobatlah ya jiwaku, sepanjuang kamu masih hidup dan tinggal diatas bumi”

6). Apalagi dalam doa kita, kita menyapa pada roh-roh jahat dan segebap kuasanya dan berkata : “Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku. TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku. Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejab mata” ( Maz 6: 9-11).

Mengapa kita berdoa untuk semuanya ini ?, Mengapa kita berdoa untuk para malaikat ? Mengapa kita berdoa untuk alam semesta, umat manusia dan bahkan Iblis? Apakah Allah melarang, jelas jawabannya bahwa Allah tak melarang sama sekali. Kita menyapa mereka dalam doa kita. Dan Ini dapat diterima oleh Allah. Ini adalah suatu pengajaran Alkitab dan diambil dari semangat Kitab Mazmur, Js. Paulus mengatakan :”Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tia-tiap orang mempersembahkan sesuatu yang seorang Mazmur..” (1 Kor 14:26), “ berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyilah dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati” ( Ef 5:19). “…sehingga kamu dengan kata hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani , kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” ( Kol 3:16).

Sepanjang kita menyapa para malaikat, alam semesta, umat manusia, diri kita sendiri dan bahkan Iblis dalam doa-doa kita, menurut pengajaran Ilham Ilahi, maka tidaklah salah untuk menyapa Bunda kita yang selalu perawan sementara kita berdoa dan ini tidaklah dianggap sebagai doa.


KESELALU-KEPERAWANAN MARIA

Keselalu-Keperawanan Sang Dara Maria ini, sebenarnya masalah lama yang telah dibicarakan oleh Para Bapa Gereja pada abad kedua, ketiga, keempat dan kelima.

Dalam tahun 1962, kita telah menterjemahkan suatu percakapan yang ditulis pada tahun 384 Masehi oleh Js. Jerome, dalamnya ia telah mempertahankan keselalu perawanan dan Sang Dara Maria, guna melawan pengajaran salah dari seorang yang disebut “Helvidius”. Dan hal ini nampak bahwa argument-argumen yang disuguhkan oleh para saudara kita Protestan itu sama persis dengan apa yang diungkapkan oleh “Helvidius” tempo dulu dan telah ditolak oleh Gereja serta dinyatakan sebagai ajaran sesat dan bidat.

Ringkasan tentang pendapat yang menentang akan keselalu keperawanan Sang Dara Maria

1). Ungkapan yang menyatakan “anaknya yang sulung” ( Luk 2:7, Mat 1:25). Para penentang melihat ungkapan ini, berpikir bahwa ungkapan “sulung” itu berarti “SaudaraNya yang pertama”

2). Ungkapan “istrimu” yang dikatakan pada Js. Yusuf tentang Sang Dara (Mat 1:20) dan kata “wanita” dimanapun pada umumnya menunjuk pada Sang Dara Maria ( Mat 1:24).

3). Kalimat yang mengatakan : “…..tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki,,” ( Mat 1:25) dan”ternyata ia mengandung dari Roh Kudus sebelum mereka hudup sebagai suami istri” ( Mat 1:18).

4). Ayat-ayat yang mengatakan “Saudara-saudaraNya” seperti halnya yang disebut dalam Mat 12:46, 13:54-56, Kis 1:14, Gal 1:18-19.

1). Ungkapan “Anaknya yang sulung”

Kitab suci dengan jelas mendefisikan arti kata “Anak sulung”. Pertama untuk pendirian keimaman Harun, dan ini jelas diungkapkan dalam kitab keluaran bahwa :”Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan, Akulah yang empunya mereka” (Kel 13:2). Setiap yang lahir pertama itu disucikan bagi Allah, diserahkan pada Dia, apakah ada saudara atau tidak yang telah dilahirkan untuk dia nanti. Para orang tua tidak menunggu sampai mereka telah melahirkan bagi dia seorang saudara, para pemilik ternakpun tidak menunggu sampai anak yang lain dilahirkan sebelum dipersembahkan dan disucikannya anak sulung itu pada Tuhan. Namun dari kelahirannya yang sulung itu telah disucikan karena dia adalah anak pertama dari rahim. Karena itu ada suatu kemungkinan yang besar bahwa anak sulung apapun itu adalah satu-satunya anak

Dengan demikian Tuhan Yesus adalah yang sulung dan satu-satunya anak tunggal. Js.Jerome itu benar saat ia berkata :”Setiap satu-satunya anak itu adalah anak sulung, namun bukan setiap anak sulung itu adalah satu-satunya anak sulung”. Ungkapan “yang sulung” ini tidak berarti bahwa yang lain dilahirkan setelah dia namun hal ini berarti bahwa tidak ada anak yang dilahirkan sebelum dia. Itulah mengapa yang lahir pertama dari binatang-binatang yang tak bersih dapat ditebus saat mereka berumur satu bulan (Bil 18:16,17), dan anak pertama dari binatang-binatang yang bersih telah dipersembahkan sebagai persembahan kepada Allah tanpa menunggu sampai kelahiran dari anak yang lainnya. Dia adalah Sang Sulung, apakah ada atau tidak yang dilahirkan setelah dia, karena dia adalah anak pertama dari kandungan.

Dalam cara yang sama, Tuhan Yesus Kristus adalah yang lahir pertama dari Sang Dara, Sebab saat Sang dara dan Yusuf telah mempersembahkan suatu persembahan setelah 40 hari kelahiranNya, Kitab Suci memberitahu kita :”Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan : “semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati” ( Luk 2:22-24).

Dengan demikian jelas bahwa Hukum tentang anak sulung itu telah ditujukan pada Tuhan Yesus Kristus setelah 40 hari kelahiranNya. Tentu saja, tidak ada hubungan sama sekali antara yang sulung atau lahir pertama dan kelahiran saudara-saudara kandung.

Disini Js. Jerome bertanya :” Saat Allah membinasakan anak sulung orang-orang Mesir, apakah Dia hanya menyerang mereka yang telah mempunyai saudara atau setiap laki-laki yang telah membuka rahim apakah dia telah memiliki saudara atau tidak ?”

2). Ungkapan “Istrimu”

Kata “Istri” atau “wanita” adalah gelar yang telah diberikan pada seorang gadis yang telah bertunangan segera setelah pertunangannya. Dalam menafsirkan kata-kata Sang malaikat pada Yusuf “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus”( Mat 1:20). Terkait dengan hal ini, Js. Yohanes Krisostomos mengatakan :”Disini malaikat menyebut bertunangan, karena Kitab Suci selalu menyebut Pria berpasangan itu bertunangan dan istri sebelum pernikahan mereka. Dia juga mengatakan :”Apakah artinya tentang “ambil dia bagimu?” Ini berarti :”jagalah dia dalam rumahmu, sebagaimana dia telah dipercayakan kepadamu oleh Allah dan bukan oleh orangtuanya, karena kamu dipercaya untuk mengambil dia, bukan untuk melangsungkan pernikahan, namun untuk menjadi penjaganya. “Dalam cara yang sama, Tuhan Yesus Kristus sendiri itu telah mempercayakan Sang Dara Maria pada MuridNya Js. Yohanes”

Js. Jerome mengatakan bahwa gelar “wanita” atau “istri” adalah juga diberikan pada gadis yang bertunangan. Bukti-bukti teks Alkitabnya adalah :”Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan –jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota itu dan tidur dengan dia, maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota itu, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa istri sesamanya manusia” ( Bil 22:23-24) Dan ”Siapa telah bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi belum mengawininya?” ( Bil 20:7).

Jadi KItab Suci menggunakan kata-kata “perempuan/ wanita” atau “Istri” untuk perawan yang bertunangan. Hal itu digunakan untuk menunjuk feminitas dan bukan keberadaan yang telah menikah.

Bahkan Hawapun yang pertama kali disebut sebagai “perempuan” karena dia itu telah diambil dari laki-laki ( Kej 3:20). DEngan demikian jelas bahwa kata “Perempuan” itu menunjuk penciptaannya dan feminitas serta kata “Hawa” itu menunjuk keibuaannya.

Bukti bahwa kata “Istri” itu dikaitkan pada Sang Dara Maria yang berarti tunangan dan bukan menikah, itu terlihat dari kata-kata Js. Lukas dalam injilnya, yang mengatakan : “Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galelia ke Yudea….supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung” ( Luk 2:4,5). Karena itu ungkapan “istrimu” itu berarti “tunanganmu” dan bukan istri dalam artian literal.

Karena itu Sang Dara Maria itu disebut “Istri”, bukan karena dia telah kehilangan keperawanannya, Allah melarang, karena Kitab Suci menyaksikan bahwa Yusuf tidak mengetahui dia. Namun dia (Maria) telah disebut “istri” karena ini adalah ungkapan kebiasaan orang yahudi bahwa wanita yang bertunangan itu adalah “istri” dan perempuan yang tidak menikah itu adalah “Perempuan/wanita”. Bukti jelas tentang hal ini terlihat setelah adanya penciptaan, bahwa Hawa disebut sebagai “perempuan” sebelum berdosa, keluar dari firdaus dan melahirkan anak-anak.

Kita melihat bahwa Sang malaikat tidak menggunakan kata “istri” setelah Sang Dara melahirkan Tuhan Yesus Kristus, namun dikatakan pada Yusuf :”Bangunlah, ambillah anak itu serta ibuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah disana sampai Aku berfirman kepadamu,..” ( Mat 2:13). Dan sekembalinya Yusuf dari Mesir, Sang malaikat berkata pada Yusuf :”Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya dan berangkatlah ke tanah Israel” ( Mat 2:20). Yusuf melakukan seperti yang telah diberitahukan seperti yang diberitahuakan kepadanya “maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibuNya malam itu juga,..” ( Mat 2:14, 21). Dari sini kita dapat melihat bahwa Kitab suci tidak menggunakan ungkapan “istrinya”.


Ungkapan “istrinya” itu telah digunakan sebelum dan sesudah mengandung sehingga Orang-Orang yahudi tidak melempari batu pada Sang Dara Maria karena dia telah mengandung seorang anak sementara dia bukan seorang istri dari laki-laki. Namun setelah melahirkan Kristus, Ilham Ilahi tidak menggunakan unagkapan itu, tidak dalam kata-kata Malaikat pada Yusuf, tidak dalam menjelaskan apa yang Yusuf telah lakukan, tidak pula pada pembicaraan pada orang majus, namun apa yang dikatakan Kitab Suci adalah : “Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya” ( Mat 2:11), pun dalam pembicaraan tentang para gembala “menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan” ( Luk 2:16)

3). Kalimat “Sebelum mereka datang bersama, dia (Maria) telah ditemukan dengan Anaknya”

Js. Lukas Sang Penginjil ingin membuktikan bahwa Kristus itu telah dikandung dari seorang Dara yang tidak mengenal laki-laki namapun, karena dua alasan :

a). Fakta bahwa Kristus tidak dilahirkan melalui cara yang alami dari dua orangtua sebagaimana halnya orang-orang pada umumnya, namun dilahirkan dari seorang Dara/Perawan, dan ini merupakan bukti akan ke-IlahianNya, bukti bahwa Dia telah dilahirkan dari Sang Roh Kudus sebagaimana diungkapkan oleh Sang Malaikat: “…sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” ( Mat 1:20).

b). KelahiranNya dari Sang Dara itu meyakinkan kita bahwa Dia tidak mewarisi dosa Adam. Dengan demikian Dia mampu untuk menyelamatkan kita mengingat bahwa seorang yang tanpa dosalah yang mampu untuk mati bagi orang-orang berdosa.

4). Kalimat “tidak mengetahui dia (Maria) sampai dia telah melahirkan anak sulungnya.

Kata “sampai” itu hanya menunjuk pada kata yang menentukan, dan tidak berarti bahwa kata berikutnya itu meperkenalkan hal yang bertentangan dengan arti kata yang menentukan tadi.

Beberapa contoh untuk menggambarkan hal ini dapat kita lihat dari paparan dibawah ini :

a). Kitab Suci mengatakan bahwa Mikhal, anak perempuan Raja Saul, “tidak mendapatkan anak sampai hari matinya” (2 Sam 6:23). Tentu saja dia tidak melahirkan anak setelah kematiannya.

b). Tuhan Yesus Kristus mengatakan :”Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” ( Mat 28:20). Pertanyaannya adalah, apakah setelah akhir zaman Kristus tidak menyertai Tubuh MistikaNya atau GerejaNya? Tentu saja Dia tetap menyertai GerejaNya walaupun sampai pada akhir zaman.

c). Tuhan berkata pada Kristus :”Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu” (Maz 110:1). Pertanyaannya adalah, apakah setelah musuh-musuh Kristus telah menjadi tumpuan kakinya, Kristus tidak lagi duduk disebelah kanan Allah ? Tentu saja tidak, walaupun sampai musuh-musuhnya itu ada dibawah tumpuan kakiNya, Kristus tetap duduk di sebelah kanan Allah selamanya.
Yusuf sungguh sangat menyadari bahwa Kristus adalah yang telah melengkapi nubuatan Nabi Yesaya yang mengatakan:“…Seorang perempuan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” ( Yes 7:14) dan “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita, lambing pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang : Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Besar kekuasaanNya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas tahta Daud dan di dalam kerajaannya, dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya..” (Yes 9:5-6). Sang Malaikat itu harus telah mencatat bagian akhir dari ayat ini saat dia menampakkan diri pada Sang Dara Maria ( Luk 1:31-33).

5). Ungkapan “Saudara-saudaraNya”

Dalam ungkapan-ungkapan Ibrani, kata “saudara” bisa jadi menunjuk pada hubungan dekat seperti : saudara misan atau sepupu bad bahkan bisa menunjuk pada saudara-saudara tiri. Ada sejumlah contoh tentang hal ini dalam Kitab Suci, dan ini dapat dilihat dalam paparan dibawah ini :

1). Yakub dan Laban Pamannya.
Kitab Suci mengatakan tentang pertemuan Yakub dan Rahel : “Ketika Yakub melihat Rahel , anak laban saudara ibunya, serta kambing domba laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mul;ut sumur, dan member minum kambing domba itu. Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangings dengan suara keras. Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya” ( Kej 29:10-12). Dengan demikian Yakub menyebut ayah Rahel itu saudaranya meskipun dia adalah saudara ibunya. Ungkapan “saudara ibu” itu telah diulang-ulang dalam pasal ini. Kata “saudara” yang telah digunakan ini berarti mempunyai hubungan dekat dan tidak mesti itu menunjuk saudara kandung.

Laban berbicara kepada yakub dalam cara yang sama, katanya :”masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan Cuma-Cuma ? katakanlah kepadaku apa yang patut menjadu upahmu? “ ( Kej 29:15). Dengan demikian jelas bahwa Laban disini memanggil Yakub itu sebagai saudaranya meskipun dia itu adalah keponakannya. Dan disinilah kita dapat melihat bahwa Tradisi Timur masih tertata rapi dalam pemanggilan terkait dengan hubungan keluarga.

2. Abram dan Lot
Lot adalah keponakan dari Abram, anak dari saudaranya Haran namanya ( Kej 11:31), namun Kitab Suci mengatakan :”Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih..” ( Kej 14:14). Dari ayat ini kita dapat melihat Abram itu memandang Lot itu sebagai saudaranya meskipun dia itu adalah keponakannya terkait dengan hubungan dekat sebagai keluarga.

Seperti cara mengungkapkan “Sauadara-Saudara Yesus” yang digunakan untuk menunjuk saudara sepupu dari Tuhan Yesus Krtistus.

Siapakah Saudara Saudara Tuhan ?

Ketika Tuhan pergi ke kotaNya sendiri, Orang-orang sangat kagum dan berkata :”Bukankah Ia anak tukang kayu? Bukankah IbuNya bernama Maria? Dan saudara-saudaraNyaP: yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukah saudara-saudara perempuan semuanya ada bersama kita ? (Mat 13:55-56, Mark 6:1-3)

Js. Petrus sang rasul menyebut bahwa ia telah melihat yakobus, saudara Tuhan ( Gal 1:19). Yakobus ini disebut “Yakobus muda” ( Mark 15:40) untuk membedakan dia dari Yakobus anak Zebedius. Ia juga disebut anak alfeus (Mat 10:3) dan salah satu dari para rasul ( Gal 1:19)

Js. Matius Sang Rasul mengatakan dalam Injilnya bahwa waktu Yesusdi salib :”..banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapa maria Magdalela, Dan maria Ibu Yakobus dan Yusus dan Ibu anak anak Zebedeus” ( Mat 27:55-56)
Kemudian siapakah Maria, ibu Yakobus dan Yoses itu ? Apakah dia itu Sang Dara Maria ? Apakah wajar menganggap bahwa Sang Dara Maria itu telah melahirkan semua anak-anak itu ?

Ibu Yakobus dan Yoses itu adalah Maria, istri Halfa atau Klofas, darinya Js. Yohanes sang rasul mengatakan : “Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya Maria, istri Klopas dan Maria Magdalena” ( Yoh 19:25, band Mat 27:55,56)

Maria Ibu Yakobus dan Yoses with Maria Magdalena ada didekat Salib Kristus ( Mat 27:55-56). Mereka adalah dua pribadi yang sama yang hadir pada penguburan Tuhan dan telah melihat dimana Ia telah dibaringkan, dan ini adalah mereka yang telah membawa rempah-rempah untuk mengurapi tubuhNya saat Sabbath itu telah lewat ( Mark 16:1). Mereka adalah pribadi yang sama darinya Js. Yohanes mengatakan dalam InjilNya : “Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya, Maria, Istri Klopas dan Maria Magdalena” ( Yoh 19:25).

Karena itu, saudara-saudara Yesus itu adalah sepupu-sepupuNya, anak-anak Maria, Saudari perempuan Sang Dara, istri Klopas atau Halfa dan Ibu Yakobus, Yoses dan saudara-saudaraNya yang lain.

Mengenai perbedaan antara nama-nama Klopas dan Halfa, ini boleh jadi suatu perbedaan dalam pengucapan, atau sebagaimana Js. Jerome katakan :” hal ini bukanlah tidak umum untuk Kitab Suci untuk memberikan lebih daripada satu nama untuk seorang pribadi. Bapa mertua Musa itu dipanggil Rehuel ( Kel 2:18) dan juga dipanggil Jetro ( Kel 4:18). Gideon dipanggil Jerubaal (Hakim-hakim 6:32) , Js. Petrus dipanggil Simon dan Kefas, dan Simon Orang Zelot itu dipanggil dengan sebutan Tadeus ( Mat 10:3).

Keterangan-Keterangan :

1). Hal ini tak beralasan bahwa Tuhan Yesus Kristus telah memerintahkan Sang Dara Maria pada RasulNya Js. Yohanes saat Dia berada diatas salib untuk memperhatikan ibuNya, kalau Maria itu mempunyai anak selain Tuhan Yesus Kristus, makan dengan sendirinya salah satu dari anak-anaknya itu akan mengambil dia untuk tinggal dirumahnya, namun mengapa justru Tuhan Yesus Kristus menitipkan pada RasulNya yaitu :Js. Yohanes untuk memperhatikan ibuNya setelah kematianNya. Dengan demikian jelas Sang Dara Maria ini hanya mempunyai anak satu dan satu-satunya yaitu :Tuhan Yesus Kristus.

2). Kita melihat bahwa selama perjalanan Js. Yusuf dan Sang Dara Maria ke dan dari Mesir, disana tidak menyebutkan tentang anak-anak lain dari Sang Dara Maria kecuali Tuhan Yesus saja sebagai Anak satu-satunya ( Mat 2:14,20,21). Tidak ada disana menyebutkan apapun selama perjalanan mereka ked an Yerusalem saat Tuhan Yesus Kristus berumur duabelas tahun ( Luk 2:43)

3). Sangat sehat untuk memegang seperti halnya beberapa orang lakukan, bahwa saudara-saudara Yesus itu adalah anak-anak Yusuf yang ia dapat dari istrinya yang terdahulu yang telah mati, karena Kitab Suci menyebutkan bahwa Maria Ibu Yakobus dan Yoses itu hadir di saat Penyaliban Yesus dan penguburanNya sebagaimana yang tel;ah kita terangkan sebelumnya ( Mark 15:47).

4). Ada suatu teks Alkitab yang jelas menegaskan keselalu perawanan Sang Dara Maria. Dalam nubuatannya, Nabi Yehezkiel melihat suatu gerbang tertutup di sebelah timur dan ia diberitahu : “Pintu gerbang ini harus tetap tertutup, jangan dibuka dan jangan seorangpun masuk dari situ, sebab Tuhan, Allah Israel sudah masuk melaluinya..” ( Yehez 44:2). Ayat ini jelas bahwa nubuatan tentang pintu gerbang ini menunjuk pada “rahim Sang Dara Maria” melaluinya Tuhan telah masuk, tetap tinggal tertutup dan tidak dibuka oleh anak yang lain.


1 komentar: