Kamis, 05 September 2013

"IKATLAH PERSAHABATAN DENGAN MEMPERGUNAKAN MAMON" Penjelasan Lukas 16 : 1 - 9



Oleh : Arkhimandrit Rm. Daniel Byantoro

     Perikop ini berisi ajaran Sang Kristus mengenai bagaimana para pengikutNya, yaitu “anak-anak terang” (ayat 8)  harus bersikap dalam tanggung jawab masalah harta milik dan keuangan yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan membandingkannya dengan  sikap seorang yang tak bertanggung jawab dan licik dalam masalah keuangan yang merupakan gambaran dari sikap “anak-anak dunia” (ayat 8) .
Bunyi perikop dari Lukas 16:1-9 adalah seperti dibawah ini:

“16:1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Penjelasan :  Fokus dari ayat ini adalah bendara dari orang kaya yang merupakan seorang koruptor dan tak bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan tuannya kepadanya, karena “bendahara itu menghamburkan miliknya.”.   Dan tindakan korup dari si bendahara itu akhirnya diketahui tuannya karena “Kepadanya disampaikan tuduhan” atas si bendahara itu.
16:2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.

Penjelasan:    Tuannya memanggil si bendahara itu untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya, dimana tuannya itu berkata :” Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu…” dengan ancaman dia akan dipecat dari pekerjaannya :” engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.”

16:3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.
Penjelasan :    Si bendahara ini ternyata adalah seorang yang licik dan culas, sehingga mendengar ancaman itu bukannya dia mau menerima kesalahannya itu dengan rela serta sikap kesatria sehingga mau mengubah sikap , namun justru merancangkan sesuatu agar dia tetap bertahan dalam pekerjaannya itu, karena dikatakan :” Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat?”, meskipun dia tahu bahwa memang seharusnya karena tindak korupsi dan tdak  bertanggung jawabnmya itu :” Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara”. Padahal dia adalah tipe orang yang tak punya keahlian dan tak mampu melakukan kerja yang lain, dan malas untuk bekerja kasar:” Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu”

16:4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.
Penjelasan:   Maka pikirannya yang culas dan licik mulai diputar :” Aku tahu apa yang akan aku perbuat”  Dia berpikir untuk menggunakan kelicikan dan ketidak-jujuran jika seandainya anncaman PHK terjadi, yaitu“apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara”  . Maka  dengan cara itu dia dapat keamanan dari jerat hukum dan kesulitan yang mungkin terjadi, karena:”  ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka”.  

16:5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?
Penjelasan:”   Akhirnya dengan kelicikannya itu dia menutupi perbuatan jahatnya dengan melakukan pendekatan kepada orang-orang yang dapat dijadikan mangsa, yaitu orang-orang yang hidupnya mengalami beban kehidupan, yaitu orang-orang yang berhutang kepada tuannya :” Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya”. Dia berpura-pura melakukan kebaikan kepada orang-orang ini, dengan mengatakan :” Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?”

16:6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.16:7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.
Penjelasan :    Dua ayat ini menjelaskan bagaimana keculasan dan kelicikan rencana dari si bendahara yang korup ini dilakukan. Dengan berkedokkan kebaikan kepada orang-orang yang menjadi mangsanya ini, maka ia melakukan “mark up” atas pembukuan hutang-piutang yang seharusnya. Jumlah yang banyak diperkecil sehingga itu menolong dia supaya mendapat nama baik dari orang-orang ini sebagai penolong, dengan harapan pada saatnya nanti orang-orang ini akan menolong dia kalau tuannya jadi mem-PHK dia, tetapi juga untuk mengurangi bukti jumlah pengeluaran uang tuannya yang telah dipakai secara tak bertanggung-jawab  dengan menghabur-hamburkan untuk kepentingannya sendiri, dengan demikian akan mendapat pujian dari tuannya.

16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
Penjelasan:   Akibat dari kelicikan dan keculasan si bendahara itu , dan mungkin juga kurang cermat dan kurang telitinya si orang kaya itu sendiri, maka penipuan si koruptor ini berhasil mengelabui  si tuan tersebut, sehingga “tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik.”  Si bendahara yang licik dan culas  yang “telah bertindak dengan cerdik” itu mengggunakan “mammon / uang/ harta” untuk mengikat “persahabatan” dengan orang-orang yang berbeban itu, namun untuk tujuan yang tidak jujur, dan bersifat penipuan dan korupsi. Dan kelihatannya orang-orang yang yang berbeban ini memang begitu tertekan oleh hutang-piutangnya dengan si orang kaya. Dari sini kita mengasumsikan bahwa si orang kaya ini adalah lintah darat yang menghisap darah dan menindas orang-orang miskin. Demikianlah kelihatannya si orang kaya dan bendaharanya saling cerdik-mencerdiki satu sama lain, dan itulah ciri manusia duniawi yang tak memiliki pegangan moral, sehingga dikatakan oleh Sang Kristus “anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang”. Para pengikut Kristus yaitu “anak-anak terang” itu memiliki landasan moral yang berbeda dari “anak-anak dunia” sehingga tidak melakukan tindakan saling memangsa satu sama lain dengan kecerdikan atau kelicikan anak-anak dunia itu. Sehingga anak-anak terang itu dinyatakan kurang cerdik dalam melakukan kejahatan tersebut dibanding anak-anak dunia.

16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."
Penjelasan:   Jika ayat-ayat diatas itu adalah menggambarkan gaya hidup dan sikap moral “anak-anak dunia”, dalam ayat yang terakhir dari perikop kita ini, Sang Kristus menjelaskan bagaimana seharusnya “anak-anak terang” itu hidup terutama dalam penggunaan “mammon” atau kekayaan dan uang yang mereka miliki. Disini Sang Kristus mengatakan “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon” seperti si bendahara yang tidak jujur itu juga mengikat persahabatan dengan orang-orang yang berhutang kepada tuannya juga  dengan menggunakan “mammon”. Artinya jikalau anak-anak terang itu memiliki “mammon/ harta/uang” harus digunakan untuk “:mengikat persahabatan” artinya berbuat kebaikan bagi orang lain, seperti si bendahara yang melakukan kebaikan kepada orang-orang yang tertindas tersebut, meskipun itu dilakukan untuk tujuan dan motivasi yang salah. Artinya anak-anak terang harus mempergunakan harta bendanya untuk berbuat kebaikan bagi orang lain, terutama mereka yang tertindas, yang miskin, yang tak mampu, dan yang membutuhkan. Selanjutnya dikatakan “Mamon yang tidak jujur”. Karena sifat Mamon/uang/harta  itu tak menentu, dan tak dapat dipegang kepastiannya membnerikan keuntungan pada manusia, jadi seperti orang yang tidak jujur yang tak dapat dipegang kata-katanya. Sebagaimana dikatakan oleh Alkitab:”… orang-orang kaya di dunia ini ….. jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,…” ( I Timotius 6: 17). Kekayaan atau Mamon itu sifatnya tak menentu, maka dikatakan sebagai Mamon yang tidak jujur. Artinya jadi orang Kristen kita tidak boleh kikir, sebab Alkitab mengatakan :”pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” ( I Korintus 6: 10) .Itulah sebabnya dikatakan :”..bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan (Efesus 4:28b). Apa tujuannya kita menggunakan apa yang kita miliki (Mamon) itu untuk “mengikat persahabatan” atau  untuk “membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan” ? Sang Kristus menjelaskan:” supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kapan hal ini terjadi? Pada saat kita mati. Karena pada saat kematian kekayaan atau harta apapun yang kita punyai tidak akan dapat menolong apapun kepada kita. Mamon tidak dapat menolong kita lagi pada saat kematian kita. Namun jika pad awaktu hidup ini kita telah menngunakan Mamon itu untuk mengikat persahabatan yaitu untuk berbuat cinta-kasih kepada sesama sebagai bukti dari iman yang hidup (Yakobus 2:26), maka pada saat kematian itu dampak dari apa yang kita lakukan dengan Mamon itu adalah “kamu diterima di dalam kemah abadi,"  yaitu di dalam sorga yang mulia itu, karena Alkitab mengatakan “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Wahyu 14:13). Jadi Mamon itu pada dirinya sendiri tak dapat kita bawa mati, namun jika Mamon itu kita wujudkan dalam perbuatan cinta kasih sebagai ekspresi iman kita, maka perbuatan yang kita lakukan dengan menggunakan Mamon itulah yang akan mengikuti kita dan diperhitungkan oleh Tuhan.  Jadi anak-anak dunia ini menggunakan Mamon itu untuk saling mencerdiki satu sama lain, namun anak-anak terang menggunakan Mamon untuk saling mengasihi satu sama lain.

8 komentar:

  1. terimakasih atas renungan yang indah....semoga renungan ini apat memberkati setiap pembaca untuk bertumbuh dan berbuah yang baik dalam Iman. Salam damai sukacita.

    BalasHapus
  2. Terimakasih, saya jadi mengerti dengan ayat di Lukas 16:1-9 ini. Karena ayat ini sungguh sulit saya cerna. Saya merasa sangat diberkati. Jesus bless u

    BalasHapus
  3. Luar biasa, mari kita mengikat persahabatan dengan orang orang yang belum mengenal Tuhan dengan menggunakan mamon yang diperoleh dengan cara cara yang benar. Kita yang harus berkuasa mamon,bukan mamon yang berkuasa atas hati dan pikiran kita. Dengan demikian kita menjadi saluran berkatnya Tuhan atas mamon yang Tuhan percayakan kita

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas penjelasannya yang begitu luar biasa
    Tuhan Yesus memberkati 👍🏾❤😍🙏🏽

    BalasHapus
  5. Terima kasih untuk penjelasannya..
    Tuhan Yesus memberkati 😇

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas pejelasannya

    BalasHapus
  7. Menjadi jelas. Terima kasih sudah berbagi. Tuhan kiranya memberkati selalu....

    BalasHapus
  8. 1. menurut anda mengapa bendahara yg tdk jujur itu mendapatkan pujian?
    2. Apa maksud : Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."




    Sebelum masuk pada jawaban perlu untuk dipahami bahwa : orang orang dunia adalah orang yang harapan hidupnya hanya pada dunia ini , jadi pada mereka tidak ada harapan untuk hidup di alam kekal.
    Anak2 terang : milik Allah /lahir dari Allah/ bgs pilihan dimana bagi mereka hidup didunia ini adalah sementara merantau jadi setelah mati secara fisik mereka akan melanjutkan di alam kekal , dengan harapan selamat bersama Allah(dianugerahi keselamatan) atau binasa kekal di neraka(tidak mendapat anugerah keselamatan).
    Jawaban:
    1.Dia cerdik untuk menyelamatkan kepentingannya sendiri .
    Dari tindakan yang cerdik itu dia akan sangat mungkin untuk tetap hidup nyaman setelah pasti hilang harapannya karena dipecat .
    2. Manusia hidup didunia ini pasti suatu hari akan mati , dalam perumpamaan di atas sama dengan dipecat sang tuan , apakah orang bisa niscaya hidup kembali bersama Tuhan setelah mati ? pasti tidak (mencangkul tidak bisa dan mengemispun malu), orang baru bisa hidup bersama Tuhan kalau ybs dianugerahi hidup dalam perumpamaan di atas harapan untuk tetap hidup sangat mungkin kalau ybs ditampung orang yang di kurangi hutangnya tsb(bagi orang2 dunia) , harapan ini sama dengan bila dianugerahi hidup oleh Tuhan (bagi anak2 terang), maka mengikat persahabatan dengan mamon (harta,waktu,jabatan,prestasi) yang “tidak jujur” = menempatkan skala prioritas kepentingan jasmaniah jauh dibawah kepentingan rohaniah sehingga semua harta dunia ini tidak mempunyai arti penting dibandingkan mendengar Injil kerajaan Allah yang murni , dikatakan “tidak jujur” karena harta dunia baik diperoleh dengan cara benar apalagi tidak benar pasti tidak dapat membeli “kemungkinan untuk selamat di kekekalan “ (Yes64:6) = di perump di atas dikatakan sbg “pada saat mamon tidak dapat menolong lagi/mati fisik ” .

    BalasHapus