Kamis, 05 September 2013

Orthodoxae Visum In Purgatorius Ignis (Pandangan Orthodox Perihal Api Purgatorium)



[by: Daniel Fs, S.Psi]
Sumber : 
http://MonachosCorner.weebly.com/orthodoxae-visum-in-purgatorius-ignis.html
Date: 16 Mei 2012

“My view is that if Purgatory did not exist, we should have invent it”
Translate:
“Pandangan saya adalah jika Purgatorium itu tidak ada, maka kita harus membuatnya.”
[Kardinal Ratzinger-sekarang Paus Benedictus XVI. On Vittorio Messori Interview ] 
http://www.dominicanablog.com/2011/11/02/a-very-harmless-doctrine/ 


I. Pandangan Gereja Orthodox & Gereja Katolik Roma

Some stress too has been laid upon the objection that the ancient Christians had no clear conception of purgatory, and that they thought that the souls departed remained in uncertainty of salvation to the last day.
Translate:
Beberapa penekanan juga telah ditempatkan atas keberatan bahwa Kristen purba tidak memiliki konsep yang jelas mengenai purgatorium, dan bahwa mereka berpikir bahwa jiwa-jiwa dari yang telah meninggal tetap dalam keselamatan yang tak tentu sampai dengan hari terakhir.
[Hanna. Purgatory. New Advent.The Catholic Encyclopedia]
http://www.newadvent.org/cathen/12575a.htm

Seluruh Gereja Apostolik Purba (tentu saja selain daripada Katolik Roma) tidak ada yang menerima dan menganut doktrin Purgatorium, demikian juga dengan Gereja Orthodox (baik Timur maupun Oriental) menolak doktrin Purgatorium. Beberapa pandangan dan ajaran Purgatorium dalam Gereja Katolik Roma adalah sebagai berikut:


1030. Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga.
1031. Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]. Ia telah merumuskan ajaran-ajaran iman yang berhubungan dengan api penyucian terutama dalam Konsili Firence dan Trente.Tradisi Gereja berbicara tentang api penyucian dengan berpedoman pada teks-teks tertentu dari Kitab Suci: "Kita harus percaya bahwa sebelum pengadilan masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seseorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, 'di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak' (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, yang lain di dunia lain". (Gregorius Agung, dial. 4,39)
[Katekismus Gereja Katolik Roma.1030-1031]

But before we enter into God's Kingdom every trace of sin within us must be eliminated, every imperfection in our soul must be corrected. This is exactly what takes place in Purgatory.
Translate:
Namun sebelum kita masuk kedalam Kerajaan Allah , setiap jejak dari dosa yang bersama kita harus dihapuskan, setiap ketidaksempurnaan dalam jiwa kita harus diperbaiki. Hal ini secara tepat mengambil tempat dalam Purgatorium.
[Paus Roma Yohanes Paulus II: General Audience 4 Agustus 1999]
http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/1999/documents/hf_jp-ii_aud_04081999_en.html

Dimana orang itu harus menjalani semuanya ini, jika dia mati sebelum sempat menjalankan semuanya itu selama masih hidup di dunia? Tidak mungkin di neraka ataupun di surga yang sudah definitif itu. Maka dari itu jawaban Gereja Katolik adalah: di api penyucian yang sifatnya cuma sementara.
[Mempertangungjawabkan Iman Katolik Buku Kesatu. Dr.H.Pidyarto. O.Carm. Dioma.halaman 52]

Api penyucian adalah tempat dan keadaan yang dialami setiap jiwa apabila ia masih harus melakukan penebusan dan pemulihan akibat dosa-dosanya yang dilakukan semasa hidupnya, untuk dapat bersatu dengan Yesus di Sorga. Biasanya, dikatakan bahwa api penyucian hanyalah suatu keadaan. Pengertian ini sebagian benar, karena secara pasti api penyucian juga merupakan sebuah tempat.
[Bebaskan Kami Dari Sini. Marian Centre Indonesia. halaman 10]

Purgatory (Lat., "purgare", to make clean, to purify) in accordance with Catholic teaching is a place or condition of temporal punishment for those who,...
Translate:
Purgatorium (Lat., “purgare”, untuk membersihkan, untuk memurnikan) menurut ajaran Gereja Katolik (Roma) adalah suatu tempat atau kondisi penghukuman sementara bagi mereka yang...
[Hanna. Purgatory. New Advent.The Catholic Encyclopedia]
http://www.newadvent.org/cathen/12575a.htm

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Purgatorium berlangsung pada tempat yang lain, bukan di Sorga (sebelum masuk kedalam Kerajaan Allah, baik Firdaus maupun Ouranon) dan juga bukan di Neraka (baik Gehenna ataupun Tartarus). Selanjutnya, doktrin Purgatorium dikembangkan oleh Thomas Aquinas (oleh Gereja Katolik Roma disebut sebagai The Angelic Doctor) dalam Thomistic Theology.

I answer that, In Purgatory there will be a twofold pain; one will be the pain of loss, namely the delay of the divine vision, and the pain of sense, namely punishment by corporeal fire. With regard to both the least pain of Purgatory surpasses the greatest pain of this life… Therefore it follows that the pain of Purgatory, both of loss and of sense, surpasses all the pains of this life.
Translate:
Aku menjawab hal itu, dalam Purgatorium akan ada dua kali lipat kesakitan; pertama akan ada kesakitan akan kehilangan, yang disebut sebagai penundaan penglihatan Ilahi, dan kesakitan indrawi, yang disebut sebagai hukuman oleh api lahiriah. Dengan memandang bahwa kedua kesakitan yang paling ringan dari Purgatorium melebihi kesakitan yang paling besar dari kehidupan ini... Oleh karena hal-hal itu terjadi bahwa kesakitan Purgatorium, baik akan kehilangan dan akan indrawi, melebihi segala kesakitan dari hidup ini.
[Thomas Aquinas. The Summa Theologica, Appendix I, Article 1]

Thomas Aquinas adalah salah satu tokoh Latin yang mengembangkan doktrin Purgatorium, dalam kutipan diatas dikatakan bahwa Purgatorium membawa dampak kesakitan secara indrawi oleh api lahiriah.

Selanjutnya Thomas Aquinas juga menyatakan:
Therefore the fire of Purgatory is the same as the fire of hell. Purgatory is either close to, or the same place as hell.
Translate:
Oleh karena itu api dari Purgatorium sama dengan api dari Neraka. Purgatorium adalah salah satu dari dekat pada, atau bertempat sama dengan Neraka.

Hal ini ternyata bertentangan sendiri dengan konsep Purgatorium dalam Gereja Katolik Roma, sebab menurut Gereja Katolik Roma tempat Purgatorium berbeda dengan Neraka (Katekismus Gereja Katolik Roma No.1031) sedangkan menurut Thomas Aquinas tempat Purgatorium itu sama dengan Neraka.

Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah, dalam pandangan Gereja Orthodox, terdapat 2 klausa yang dalam bahasa Indonesia keduanya diterjemahkan sebagai Neraka (padahal pada hakekatnya sekalipun mirip namun berbeda), yaitu Hades/Tartarus dan Gehenna, seseorang yang wafat sebelum Penghakiman Agung hanya memiliki 2 kondisi sementara, yaitu:
a) Kondisi sementara Firdaus, bagi umat beriman.
b) Kondisi sementara Tartarus, bagi umat yang tidak beriman.
 Sedangkan kondisi Sorga (Ouranon) melalui Theosis dan Neraka (Gehenna) itu baru diterima setelah Penghakiman Agung.

Dengan demikian, bagi ajaran Gereja Orthodox Timur, yang dipermasalahkan dalam konsep Purgatorium tersebut adalah:
1) Berada/berlangsung pada tempat yang lain, bukan di Sorga (baik Firdaus maupun Ouranon) dan bukan di Neraka (baik Gehenna maupun Tartarus).
2) Api Purgatorium menyiksa secara indrawi.
3) Api Purgatorium secara realitas diciptakan Allah (sehingga berdiri sendiri terpisah dari Allah) dan merupakan bentuk yang lahiriah.
4) Setelah melalui Api Purgatorium, seseorang kemudian menerima “perfect crown” dan bersatu dengan esensi Allah (Actus Purus) sehingga mengalami Beatific Vision.
  • Dengan demikian ajaran Katolik Roma menyatakan bahwa Sorga (Ouranon) dan Neraka (Gehenna) sudah dialami oleh    mereka yang wafat pada waktu sebelum Penghakiman Agung, hal ini tidak sesuai dengan ajaran Gereja Orthodox, dimana Sorga (Ouranon) dan Neraka (Gehenna) ini hanya akan dialami oleh manusia setelah Penghakiman Agung.
  • Konsep bersatu dengan esensi Allah (Actus Purus) sama sekali berbeda dengan konsep Theosis, karena Theosis bukanlah bersatu dengan esensi Allah namun bersatu dengan Allah melalui energiNya, dan Theosis itu hanya bisa dicapai setelah seseorang mengalami kebangkitan tubuh kemuliaan.
5) Kehadiran Api Purgatorium tidak diperlukan karena doa Gereja dan Ekaristi telah menjangkau seluruh umat.

II. Apologetika Kitab Suci Kontra Purgatorius Ignis

Nothing is clearly stated in Scripture about the situation of Purgatory, nor is it possible to offer convincing arguments on this question.
Translate:
Tidak ada kutipan yang jelas dalam Kitab Suci mengenai keadaan Purgatorium, tidak juga itu dimungkinkan untuk mengajukan pendapat yang meyakinkan mengenai pertanyaan ini.

[Thomas Aquinas. The Summa Theologica, Appendix I, Article 1]

2.1. Apologetika Mat 5:25-26 dan Mat 18:34


Mat 5:25-26
25. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
26. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Mat 18:34
34. Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

Apologia:
Ayat Mat 5:25-26 memiliki kaitan erat dengan pengampunan (dimana kita harus mengampuni sesama kita jika kita mau diampuni oleh Allah) yang mana dibahas kembali oleh Kristus secara lebih detail pada Mat 18:34. Gereja Orthodox meyakini bahwa frase "sampai ia melunaskan seluruh hutangnya" (Mat 18:34) atau "sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas" (Mat 5:26) artinya adalah “selama-lamanya”, sesuai dengan tulisan Bapa Gereja Yohanes Khrysostomos.

“For He delivered him over till he should pay that which was due,” that is, for ever; for he will never repay.
Translate:
“Sebab Ia menyerahkannya sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.” Hal itu berarti selamanya, sebab ia tidak akan pernah dapat membayar.
[St.Yohanes Khrysostomos.Homili Pada Matius LXI.21-22]

Demikianlah, dalam Gereja Orthodox, ayat Mat 5:25-26 dan Mat 18:34 ini bersifat selama-lamanya sehingga tidak pernah dipandang sebagai dasar ajaran adanya Purgatorium yang konon bersifat sementara itu.

2.2. Apologetika 1Kor 3:12-15


1Kor 3:12-15
12. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
13. sekali kelak pekerjaan(1) masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan(2) akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang(3) akan diuji(4) oleh api itu.
14. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
15. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api(5).

Apologia:
1Kor 3:12-15 kurang dapat diterapkan sebagai landasan doktrin Purgatorium, karena dengan melihat point-point yang saya tempatkan pada ayat diatas maka:
1) Ay. 12-13, yang disorot dalam ayat tersebut adalah pekerjaan orang, dan bukan pribadi orang itu sendiri seperti dalam Purgatorium.
2) Ay. 13, Hal itu terjadi pada “hari Tuhan”, dengan demikian bukan terjadi sekarang seperti konsep Purgatorium.
3) Ay. 13, Semua pekerjaan orang akan diuji, kontradiksi dengan konsep Purgatorium yang mengajarkan bahwa beberapa Santo/Santa tidak melalui Purgatorium.
1023. Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan Allah dan disucikan sepenuhnya, akan hidup selama-lamanya bersama Kristus. Mereka serupa dengan Allah untuk selama-lamanya, karena mereka melihat Dia "dalam keadaan-Nya yang sebenarnya" (1Yoh 3:2) dari muka ke muka (1Kor 13:12; Why 22:4) "Kami mendefinisikan berkat wewenang apostolik, bahwa menurut penetapan Allah yang umum, jiwa-jiwa semua orang kudus... dan umat beriman yang lain, yang mati sesudah menerima Pembaptisan suci Kristus, kalau mereka memang tidak memerlukan suatu penyucian ketika mereka mati,... atau, kalaupun ada sesuatu yang harus disucikan atau akan disucikan, ketika mereka disucikan setelah mati,... sudah sebelum mereka mengenakan kembali tubuhnya dan sebelum pengadilan umum, sesudah Kenaikan Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus ke surga sudah berada dan akan berada di surga, dalam Kerajaan surga dan firdaus surgawi bersama Kristus, sudah bergabung pada persekutuan para malaikat yang kudus, dan sesudah penderitaan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus, jiwa-jiwa ini sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan suatu pandangan langsung, dan bahkan dari muka ke muka, tanpa perantaraan makhluk apa pun" (Benediktus XII: DS 1000).
[Katekismus Gereja Katolik Roma.1023]

4) Ay. 13, Dikatakan bahwa api tersebut menguji bukan menyiksa.
5) Ay. 15, Frase “ia akan diselamatkan, tetapi seperti dalam api” bukan berbicara mengenai Purgatorium melainkan secara simbolik menyatakan hampir-hampir tidak diselamatkan (1Ptr 4:18) sebagaimana pernyataan ini pernah digunakan bagi Imam Besar Yosua (Za 3:2).


1Ptr 4:18
18. Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?

Za 3:2
2. Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

Demikian juga pada kisah Lazarus dan Orang Kaya (Luk 16:19-31), kita sama sekali tidak menemui tempat yang digambarkan sebagai Purgatorium, melainkan dalam perikop tersebut kita mengetahui bahwa setelah kematian (sebelum Penghakiman Agung) ada 2 kondisi yang berbeda, yaitu:
a. Pangkuan Abraham yang mana dialami oleh Lazarus, ini adalah simbolik dari Firdaus.
b. Alam Maut (Yunani: ᾅδῃ-Hade[s]) yang mana dialami oleh Orang Kaya dalam cerita itu, atau Hades ini seringkali secara tepat disebut sebagai Tartarus.

Demikian pandangan Gereja Orthodox tidak pernah memandang ayat-ayat diatas sebagai dasar dari adanya Purgatorium.

Daftar Referensi
1) Alkitab Bahasa Indonesia Terjemahan Baru (TB).LAI.2001.
2) Dominicana (Dominican Students of the Province of St. Joseph).  http://www.dominicanablog.com/2011/11/02/a-very-harmless-doctrine/ 
3) Dr.H.Pidyarto. O.Carm. Mempertanggungjawabkan Iman Katolik Buku Kedua. Dioma. halaman 52.
4) Hana. New Advent. The Catholic Encyclopedia. Purgatory.  http://www.newadvent.org/cathen/12575a.htm
5) Katekismus Gereja Katolik Roma. Nomor Artikel 1023,1030,1031.
6) Marian Centre Indonesia. Bebaskan Kami Dari Sini. halaman 10.
7) Manuskrip Textus Receptus. Luk 16.1894.
8) Paus Roma Yohanes Paulus II. Dokumen Vatikan General Audience 4 Agustus 1999.  http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/audiences/1999/documents/hf_jp-ii_aud_04081999_en.html 
9) St.Yohanes Khrysostomos. Patrology. Homili Pada Matius LXI. 21-22.
10) Thomas Aquinas. The Summa Theologica, Appendix I, Article 1.


1 komentar:

  1. Ajaran mengenai purgatory sudah ada sejak bapak- bapak gereja
    https://www.catholic.com/tract/the-roots-of-purgatory

    Silahkan baca ini juga
    https://www.catholic.com/tract/purgatory
    https://www.catholic.com/magazine/online-edition/is-purgatory-in-the-bible

    BalasHapus